Sabtu, 28 Maret 2015

MUSIM MAULID, MUSIM NAMBAH GIZI

"Ini bulan untuk kita memperbaiki gizi", begitu kata orang sebagian di daerahku tentang peringatan Maulid yang mungkin berbeda-beda menurut masing-masing daerah. Dikatakan dengan perbaikan gizi ialah dimana dalam acara itu orang-orang dimasing-masing daerah atau kampung akan membuat makanan yang banyak kemudian akan dibawa ke Mesjid atau Menasah/ Mushola sebagai tempat berlangsungnya acara Maulid dan dibagi-bagikan buat warga. Acara adat yang satu ini merupakan suat peringatan yang telah lama dilaksanakan pada masa Raja Irbil (wilayah Irak sekarang), bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri, pada awal abad ke 7 Hijriyah sebagai bentuk mempringati lahirnya sosok Rasul yang menjadi nabi yang awal dan terakhir yaitu Muhammada saw.oleh umat diseluruh dunia sebagai bentuk kasih sayang dan terima kasih atas perjuangan beliau dalam memeimpin umat Islam.
Peringatan yang  lahir nabi Muhammad saw bertepatan pada 12 Rabiul Awal ini telah menjadi salah satu budaya yang kental sekali di Kabupatenku Aceh Jaya, Kecamatan Teunom, Desa Alue Ambang. Berbeda dengan daerah di luar Aceh yang hanya dirayakan dalam bulan pertama saja, di Aceh Maulid ini dirayakan selama tiga bulan 10 hari.
Untuk merayakan acara ini, orang-orang di tempatku membuat acara ini layaknya seperti kenduri besar-besaran. Para penduduk setempat biasanya akan membuat perencanaan yang begitu matang jauh-jauh hari sebelumnya. Orang-orang akan mengeluarkan banyak uangnya untuk membelanjakan keperluan seperti beras, daging ayam, ikan, telur bebek dan lainnya sebagai lauknya dan juga beberapa makanan cemilan dan tak tertinggal yang namanya Peungat (kolak-kolakan)
Para bapak-bapak dan pemuda mereka akan bergotong royong untuk membuat persiapan seperti teratak untuk disediakan bagi para undangan yang biasanya kampung sebelahan,Dan juga idang (tempat taruk nasi dan lauk yang telah dibungkus pakai daun pisang yang ukurannya hampir satu meter). Lain halnya para ibu-ibu yang akan mempersiapkan bahan untuk masakan mulai dari rempah yang menjadi bumbu masakan hingga daun pisang yang nantinya sebagai pembungkus nasi dengan cara  di kulah nasi ditaruk didalam daun pisang dan di bentuk menjadi seperti gundukan limas) dan juga buat menaruh lauknya yang dinamai dengan teumalang (merupakan bungkusan dari daun pisang yang dibuat layaknya seperti kotak kapur tulis yang kedua ujungnya diikat pakai tusukan gigi atau lidi). Mereka akan mempersiapkan masakannya mulai dari sore sebelum besok siang, supaya tidak telat saat semuanya akan dibawa ke meunasah.
Beberapa keluarga yang memiliki rejeki yang lebih biasanya akan mengundang sanak saudara atau kawannya untuk membantu dalam mempersiapkan acara yang sakral tersebut. Hari itu dijadikan sebagai hari berbahagia dan bersenang-senang. Orang-orang yang menjadi undangannya ternyata hanya bagi kaum bapak, pemuda, dan anak laki-laki saja, yang nantinya sebelum mereka dijamukan dengan hidangan makanan, mereka akan melaksanakan pembacaan barzanji atau salawatan bahkan juga ada meudikee ( merupakan salah satu kesenian seperti bentuk tarian yang mengandung doa-doa dalam agama islam yang dilaksanakan oleh kaum laki-laki yang jumlahnya bisa 20 sampai 50). Tidak hanya sampai disitu acra yang penuh dengan nilai-nilai Islamnya itu, biasanya sebagai acar penutup, saat malamnya akan diadakan ceramah agama yang diisi oleh tengku atau ustaz-ustaz yang sengaja didatangkan dari berbagai daerah Aceh dan tidak menutup kemungkinan bisa dari luar Aceh juga, seperti ustaz mualaf Arifin Nababan.

Banyaknya pengeluaran yang dikeluarkan untuk membelanjakan semua keperluan menyambut Maulid tidaklah menjadi masalah, karena mereka mengingat jerih payah Rasululah dalam memperjuangkan Islam lebih banyak dari yang mereka keluarkan. Tidak hanya itu saja, tujuan yang lain ialah sebagai acara untuk menyambung silaturrahmi antara warga kampung yang satu dengan kampung yang akan melaksanakan acara tersebut, dan tujuan yang lebih utama jika acara tersebut dilaksanakan dengan penuh keikhlasan, niscaya pahala dari sisi Allah pun akan didapati. Amin ya Rabbal alamin............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar