Caranya yang Penting Ikhlas
Pengumuman pengumuman, kamoe brie thee kepada kawoem mak dan
kawoem ayah, abang-abang, kakak ngon adek, yah nek dan mak nek, bahwa eunteuk
malam mari keuh geutanyoe sama-sama ta
peuramee acara cueramah agama dalam
memeperingati kelahiran Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam yaitu di Desa Keude Teunom Kabupaten Aceh
Jaya, yang akan geusampaikan oleh teungku geutanyo Tengku Samsol Bahari Amin
dari Tanoh Anoe. Hal yang begitulah
dilakukan oleh panitia Maulid apabila
ada suatu acara ceramah yang akan diadakan di daerah Aceh khusunya, untuk
mengajak antusias warga dalam menghadiri ceramah-ceramah agama.
“Pekerjaan berdakwah merupakan suatu perintah yang diwajibkan
oleh Allah kepada semua manusia, bahkan Rasulullah pun juga banyak bersabda
dalam hadis nya untuk kita melakukan dakwah itu, dan kita selaku yang
menyampai nya pun haruslah dengan rasa penuh keikhlasan”. Jelasnya ketika saya wawancara beberapa waktu lalu.
Samsul Bahari Amin
merupakan sosok yang kini telah banyak dikenal orang lewat ceramah- ceramahnya yang mampu membuat
pendengarnya terkesan dengan aksi kocak saat dia diundang sebagai pendakwah di
beberapa daerah. ” Namun ada juga sebagian orang masih belum tahu dengan nama beliau”. Ungkap Budi selaku
asisten yang telah lama bekerja dengannya.
Menurut saya, dia sekarang sudah hampir sama kayak Tengku
Wahed dalam berceramah, namun mereka
berdua tetap memilki gaya yang berbeda dalam menyampaikan isi dakwahnya”.
Tambahnya lagi
Pria paruh baya ini merupakan sosok yang bersahaja, namun dia
termasuk orang yang berpengaruh di desanya Tanoh Anoe, Teunom, Kabupaten Aceh
Jaya. Kesehariannya yang berprofesi sebagai guru mengaji pada pondok pesantren
Darul Nizam. Itu merupakan suatu pekerjaan yang telah lama di tekuninya, yang
merupakan tempat dimana dia telah banyak menghabiskan banyak waktu semasih
remaja dulu sampai sekarang sudah bekeluarga. “ Pondok pesantren Darul Nizam
ini merupakan tempat saya banyak menuntut ilmu, di sini begitu banyak pelajaran
yang bermanfaat bagi saya”. Ceritanya ringkas.
Pengalaman berceramah pertama merupakan suatu cerita yang tak
terlupakan bagi pria bertubuh mungil ini. Sehingga dengan karakternya yang
mungil itu tak ayal bagi sebagian orang lebih mengenali sosoknya dengan
sebutan Teungku Samsol Ubiet ( kecil).
“ Saya waktu berceramah dulu ya seperti kebanyakan orang lain berceramah, ya
menyampaikan apa yang mesti kita sampaikan yang mana itu berguna dan baik buat
orang lain”. Jelasnya dengan canda.
Perjalanan hidup yang ditempuh pada saat
dulu memanglah sangat sulit untuk digapai seperti yang dirasakan saat ini.
Latarbelakang yang hidup dengan
pas-pasan membuatnya harus bekerja keras, walaupun hanya menuntut ilmu di
pesantren yang lebih sedih bila disamakan dengan orang yang bersekolah
menurutnya. Banyak pengalaman yang telah dilalui olehnya diwaktu dulu.
Kedatangannya dari Woyla, Aceh barat untuk menimba ilmu di Pesantren Darul
Nizam ini adalah pilihannya.
“ Alhamdulillah, kini Allah telah banyak member kemudahannya
bagi saya”. Ulasnya dengan merendah.
Gaya
bicaranya keseharian yang banyak dengan lawakan namun bermakna sangatlah sering
dia guraukan, dan tipikal yang semacam itu merupakan sosok yang banyak diminati
banyak orang untuk diundang sebagai penceramah. Melihat kebanyakan
orang-orang dewasa ini dalam mendengar
ceramah lebih suka dengan gaya yang kocak namun tetap pada nilai-nilai dakwah
yang terkandung didalamnya, mungkin dia adalah orangnya.
“Beliau orangnya itu bisa saja menghipnotis pendengarnya
dengan cara beliau saat menyampaikan ceramah, dan suara beliaupun sangat merdu
ditambah aksi lawaknya itu mungkin banyak orang-orang mengundangnya untuk
berceramah”. Tambah Budi dengan ceplosan candanya.
Seperti kebanyakan penceramah lainnya, dia juga manusia biasa
yang butuh makan untuk diri dan keluarganya, dia juga bekerja sampingan
menggarap sawah bersama Aminah istri yang dinikahinya sekitar 12 tahun silam,
yang tak jauh dengan rumahnya.
“ Walaupun saya kini
sudah jadi penceramah, namun saya harus kembali kepada posisi saya sebagai
orang biasa dan bekerja, karena menjadi penceramah itu bukan berarti kita
menganggap orang lain akan menghidupi kita juga”. Pungkasnya sambil berguyonan.
Banyak orang sekarang ini salah persepsi terhadap tengku
penceramah dengan menganggap saat menyampaikan dakwah sudah tidak dengan
keikhlasan lagi, namun lebih dianggap sebagai bisnis untuk menambah
penghasilan. Ungkapan itu dikarenakan dengan fenomena banyaknya orang-orang
yang menjelma sebagai penceramah musiman pada bulan-bulan dalam memperingati
hari besar dalam agama Islam, karena di masa itu merupakan ladang bisnis untuk
mencari uang. Namun hal tersebut di tepis dengan tegas oleh Samsul, dengan
mengatakan bahwa ungkapan tersebut adalah tergantung bagaimana kita dalam
menjalaninya. Kalau kita mengaggap itu adalah pekerjaan, maka kita hanya
mendapatkan satu bagian saja yaitu uang, tapi kalau kita mengaplikasikannya
sebagai ibadah dan melakukannya dengan ikhlas, maka kita akan mendapatkan
finansialnya dan sudah barang tentu pahalanya juga” si pat tak, dua pat luet “
satu sisi yang kita potong, dua bagian bisa kita putuskan, yang artinya sama dengan peribahasa sambil
sekali mendayung dua pulau biasa terlampaui.
Memang kalau lagi musim seperti Bulan Maulid, Isra’ Mi’raj
dan hari besar islam lainnya, dan bisa disebut
bahwa memang rezeki lagi berpihak kepada penceramah-penceramah, dan itu
memang sudah menjadi realita dimasyarakat Aceh. Tak terkecuali dengan bapak dua
orang ini, padatnya jadwal untuk berceramah memang telah tercatatkan oleh
asistennya yang terkadang membuatnya
full schedule.
“ Alhamdulillah,
sekarang tawaran untuk beliau ceramah setiap kalia ada acara Maulid, Isra’
Mi’raj pihak penyelenggara acara sudah jauh-jauh hari itu menghubungi beliau,
ya kalau telat, mungkin beliu sudah gak bisa, karena sudah duluan dihubungi
sama pihak lain. Macam artis artis manggung gitulah”. Ucap asistennya lagi.
Menjadi orang yang disegani dan dikenal oleh banyak orang tak
membuat hidupnya sombong. Menjalani kesehariannya dengan gelar teungku, dia
tidak terlepas dengan tugas sosialnya sebagai pelengkap bagi warga di
daerahnya. Dia terkadang harus memenuhi panggilan jiwanya untuk orang lain,
apabila ada acara-acara tahlilan sebagai pembaca doa, dan menjadi imam mesjid.
Ada pengalaman yang menakutkan suatu hari, dimana saat kami
pergi berceramah ke daerah terpencil, dan pulangnya telah larut malam. Tiba di
tengah perjalanan dan suasana nya saat itu sangatlah sepi, dia kami berdua di
berhentikan oleh orang yang tak dikenal, dan saya pikir itu adalah perampok.
Melihat gerak-gerik yang mencurigakan terhadap orang itu, kami pun mengendarai
motor dengan cepat. Dan Alhamdulillah tidak kenapa napa” Cerita lagi
asistennya.
Setiap kata, kerja dan juga usaha akan bermanfaat bagi orang
lain dan terutama bagi diri sendiri jika kita lakukannya dengan iklas. Maka
dari itu tergantung sama kita yang melakukannya bagaimana, asalkan caranya yang
penting ikhlas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar