YKS (Yuu Kita Sesat)
Program YKS atau kepanjangan dari Yuu Kita Sahur, hampir
semua orang sudah tahu dengan acara realityshow yang satu ini. Tontonan dulunya hanya tayang setiap bulan Ramadan
saja yang gunanya untuk menghibur orang
habis melaksanakan salat tarawih (yang
seharusnya orang-orang memperbanyak melakukan amalan) sambil menunggu tibanya waktu sahur. Dimana
acara ini isinya lebih mengarah
kepada candaan dan kelucuan yang
diperagakan oleh artis Olga Syahputra, Adul, Wendi, Denny dan juga ustaz
Maulana sebagai pengisi segmen tausiyah
yang dengan gaya khasnya sering membuat pendengar jadi haru.
Setelah berhenti tayang beberapa pekan setelah
habis suasana ramadan, kini acara tersebut telah ditayangkan kembali. Hal itu
dikarenakan banyak pemirsa yang memberi respon supaya program ini jangan hanya
ditayangkan pada setiap suasana puasa saja, namun juga ditayangkan tiap malam
dengan alasan dapat mengisi hiburan. Oleh pihak produksi siaran Trans TV pun
menerima dan menjadikan acara yang tayangnya tiap jam 19.30 sampai 23.00
WIB. Program yang dinyatakan beberapa
waktu lalu menjadi salah satu unggulan dan banyak menarik minat orang untuk
banyak menyaksikan ini, kini telah bermetamorfosa menjadi Yuu Keep Smile yang
bermaksud mengajak penikmatnya agar selalu ceria dengan candaan dan
goyangan-goyangan yang dipergakan oleh Ceasar. Tidak hanya dengan mengandalkan
bergoyangnya saja, oleh pihak kreatifnya juga membuat acara ini layaknya
seperti ajang bagi-bagi duit dengan syarat siapa yang dapat memperagakan jogetannya yang bagus maka orang itu akan
mendapatkan uangnya. Sehingga dengan cara tersebut orang-orang membebekan acara
tersebut.
Sebenarnya jika dilihat dari fungsi suatu
penyiaran yaitu harus mengandung unsur yang namanya entertaint (hiburan),
edukatif (pendidikan), informatif
(informasi) juga persuatif (bujukan). Namun anehnya kalau kita melihat
program ini dengan sudut pandang yang kritis, sungguh tidak mengandung yang
namanya unsur yang tadi. Ada sebenarnya,
dan itu hanya satu unsur saja, yaitu lebih banyak ke entertaintnya. Untuk segi kualitasnya
sendiri, acara ini sekarang menuai
banyak protes dari pihak-pihak masyarakat yang berfikir kritis. Banyak komentar
pedas diantaranya ialah ada yang mengkritik tentang keberadaannya telah
menghipnotis banyak orang, baik pemirsa yang menonton lewat layar televisi
ataupun yang langsung datang ke studionya. Orang-orang Indonesia khususnya,
mulai dari anak muda bahkan yang sudah lanjut usiapun juga ambil andil dan
seperti orang bodoh yang kerjaannya cuma bisa goyang tiap malam. Namun perlu
kita ketahui, hal yang demikian secara tidak langsung adalah aksi pembodohan
karakter secara massa. Dan dari aksi goyangannya juga tidak mendidik sama
sekali, karena tayangan tersebut juga disaksikan oleh banyak anak-anak dibawah
umur bahkan ada juga anak-anak yang langsung menghadiri tempat tersebut, dan
realitanya sekarang sudah menjadi budaya dan mendarah daging.
Keanehan yang dapat menimbulkan polemik dari
masyarakat bukan dari sisi tidak ada edukatifnya saja, tapi dari sisi agamanya
lebih-lebih seperti mengajak orang-orang untuk sesat. Untuk contoh misalnya,
yaitu ketika didatangkan ustaz Maulana sebagai pentausiyah dan dia disitu
memberi pesan-pesan dakwahnya kepada pemain yang mengisi acara tersebut, itu
tampak seperti tidak efektif karena gayanya sendiri seperti tak bermartabat.
Dia memberi nasehat tentang agama, sementara yang mendengarnya bukan seperti
orang yang seharusya mendengar dakwah
biasanya dengan memakai baju
sopan, menutup aurat dan tidak saling melecehkan sesama. Tapi yang
terjadi selama ini di YKS tersebut malah sebaliknya, mereka yang hanya memakai
lejing atau pakaian ketat bahkan ada juga diaantaranya yang memakai baju diatas
lutut dan kelihatan dadanya dan tidak memiliki rasa hormat terhadap ustaz, itu
sungguh tak masuk sehingga seperti memperolok-olok agama. Namun hal yang
demikian adalah biasa saja dan tidak menjadi suatu bahan yang menjadi bahasan
oleh pentausiyahnya sendiri yang mungkin karena menjaga sportifitas sesama para
artis sendiri.
Dari unsur entertaint yang terdapat pada acara
tersebut orang-orang juga menganggap bahwa para artis yang seharusnya menjadi
contoh yang baik bagi pemirsanya saat mereka tampil. Kendati acap kali mereka
tampil hal yang demikian tidak diperhatikan sama sekali dan mereka sering
memerankan peran yang tujuannya untuk menyindir pihak-pihak lain dan melecehkan
sesama dengan kata-kata yang konotasinya negatif. Terkadang acara tersebut
sudah tergolong berlebihan atau kata
lain alay ,yaitu dengan goyangan yang mereka ciptakan sebagai sensasi belaka
seperti goyangan Simalakama, Kereta Malam, goyangan Ceasar, Bang Jali dan goyangan Oplosannya yang baru-baru ini
menjadi perbincangan hangat di twitter karena mengandung porno aksi yang
ditimbulkan dari gerakan-gerakannya. Ditambah lagi gaya artis-artisnya yang berperan dengan gaya
banci dilengkapi dengan pakaian perempuan yang kita fikirkan itu merendahkan
martabat bagi kaum lelaki. Dan mungkin banyak masih ketidak mendidiknya
tayangan-tayangan yang di tampilkan oleh program ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar