Sabtu, 28 Maret 2015

FEATURE

YKS (Yuu Kita Sesat)
Program YKS atau  kepanjangan dari Yuu Kita Sahur, hampir semua  orang sudah tahu dengan acara  realityshow yang satu ini. Tontonan  dulunya hanya tayang setiap bulan Ramadan saja yang  gunanya untuk menghibur orang habis melaksanakan  salat tarawih (yang seharusnya orang-orang memperbanyak melakukan amalan)  sambil menunggu tibanya waktu sahur. Dimana acara ini  isinya lebih mengarah kepada  candaan dan kelucuan yang diperagakan oleh artis Olga Syahputra, Adul, Wendi, Denny dan juga ustaz Maulana sebagai pengisi segmen  tausiyah yang dengan gaya khasnya sering membuat pendengar jadi haru.
Setelah berhenti tayang beberapa pekan setelah habis suasana ramadan, kini acara tersebut telah ditayangkan kembali. Hal itu dikarenakan banyak pemirsa yang memberi respon supaya program ini jangan hanya ditayangkan pada setiap suasana puasa saja, namun juga ditayangkan tiap malam dengan alasan dapat mengisi hiburan. Oleh pihak produksi siaran Trans TV pun menerima dan menjadikan acara yang tayangnya tiap jam 19.30 sampai 23.00 WIB.  Program yang dinyatakan beberapa waktu lalu menjadi salah satu unggulan dan banyak menarik minat orang untuk banyak menyaksikan ini, kini telah bermetamorfosa menjadi Yuu Keep Smile yang bermaksud mengajak penikmatnya agar selalu ceria dengan candaan dan goyangan-goyangan yang dipergakan oleh Ceasar. Tidak hanya dengan mengandalkan bergoyangnya saja, oleh pihak kreatifnya juga membuat acara ini layaknya seperti ajang bagi-bagi duit dengan syarat siapa yang  dapat memperagakan  jogetannya yang bagus maka orang itu akan mendapatkan uangnya. Sehingga dengan cara tersebut orang-orang membebekan acara tersebut.
Sebenarnya jika dilihat dari fungsi suatu penyiaran yaitu harus mengandung unsur yang namanya entertaint (hiburan), edukatif (pendidikan), informatif  (informasi) juga persuatif (bujukan). Namun anehnya kalau kita melihat program ini dengan sudut pandang yang kritis, sungguh tidak mengandung yang namanya unsur yang tadi. Ada sebenarnya,  dan itu hanya satu unsur saja, yaitu lebih banyak ke  entertaintnya. Untuk segi kualitasnya sendiri, acara ini sekarang  menuai banyak protes dari pihak-pihak masyarakat yang berfikir kritis. Banyak komentar pedas diantaranya ialah ada yang mengkritik tentang keberadaannya telah menghipnotis banyak orang, baik pemirsa yang menonton lewat layar televisi ataupun yang langsung datang ke studionya. Orang-orang Indonesia khususnya, mulai dari anak muda bahkan yang sudah lanjut usiapun juga ambil andil dan seperti orang bodoh yang kerjaannya cuma bisa goyang tiap malam. Namun perlu kita ketahui, hal yang demikian secara tidak langsung adalah aksi pembodohan karakter secara massa. Dan dari aksi goyangannya juga tidak mendidik sama sekali, karena tayangan tersebut juga disaksikan oleh banyak anak-anak dibawah umur bahkan ada juga anak-anak yang langsung menghadiri tempat tersebut, dan realitanya sekarang sudah menjadi budaya dan mendarah daging.
Keanehan yang dapat menimbulkan polemik dari masyarakat bukan dari sisi tidak ada edukatifnya saja, tapi dari sisi agamanya lebih-lebih seperti mengajak orang-orang untuk sesat. Untuk contoh misalnya, yaitu ketika didatangkan ustaz Maulana sebagai pentausiyah dan dia disitu memberi pesan-pesan dakwahnya kepada pemain yang mengisi acara tersebut, itu tampak seperti tidak efektif karena gayanya sendiri seperti tak bermartabat. Dia memberi nasehat tentang agama, sementara yang mendengarnya bukan seperti orang yang seharusya mendengar dakwah   biasanya dengan memakai baju  sopan, menutup aurat dan tidak saling melecehkan sesama. Tapi yang terjadi selama ini di YKS tersebut malah sebaliknya, mereka yang hanya memakai lejing atau pakaian ketat bahkan ada juga diaantaranya yang memakai baju diatas lutut dan kelihatan dadanya dan tidak memiliki rasa hormat terhadap ustaz, itu sungguh tak masuk sehingga seperti memperolok-olok agama. Namun hal yang demikian adalah biasa saja dan tidak menjadi suatu bahan yang menjadi bahasan oleh pentausiyahnya sendiri yang mungkin karena menjaga sportifitas sesama para artis sendiri.

Dari unsur entertaint yang terdapat pada acara tersebut orang-orang juga menganggap bahwa para artis yang seharusnya menjadi contoh yang baik bagi pemirsanya saat mereka tampil. Kendati acap kali mereka tampil hal yang demikian tidak diperhatikan sama sekali dan mereka sering memerankan peran yang tujuannya untuk menyindir pihak-pihak lain dan melecehkan sesama dengan kata-kata yang konotasinya negatif. Terkadang acara tersebut sudah tergolong berlebihan atau  kata lain alay ,yaitu dengan goyangan yang mereka ciptakan sebagai sensasi belaka seperti goyangan Simalakama, Kereta Malam, goyangan Ceasar, Bang Jali  dan goyangan Oplosannya yang baru-baru ini menjadi perbincangan hangat di twitter karena mengandung porno aksi yang ditimbulkan dari gerakan-gerakannya. Ditambah lagi  gaya artis-artisnya yang berperan dengan gaya banci dilengkapi dengan pakaian perempuan yang kita fikirkan itu merendahkan martabat bagi kaum lelaki. Dan mungkin banyak masih ketidak mendidiknya tayangan-tayangan yang di tampilkan oleh program ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar