DAKWAH SEBAGAI SISTEM REKAYASA
MASA DEPAN UMAT MANUSIA
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Filsafat Dakwah
Oleh kelompok XIX :
Ikhsanun Fahmi
JURUSAN KPI-KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH/KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualiakum warahmatullahiwabarakatuh
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke
hadirat Allah swt. atas hidayah, taufiq, karunia, dan kenikmatan-kenikmatan
yang berlimpah, yang tiada sesuatu makhluk pun mampu memberinya. Juga kenikmatan atas ketentraman hati dan balasan-balasan
kenikmatan pahala dan surga kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa
memperjuangkan kalimat-Nya. Shalawat dan salam terhatur pada junjungan mulia
Rasulullah saw, keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang tetap setia pada
kebenaran Islam.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen
Pebimbing yang telah mempercayai kepada kami untuk memaparkan makalah FILSAFAT
DAKWAH ini. Mungkin jika ada kesalahan dan kekurangan kami sangat mengharapkan
akakn saran dan sritikannya, guna menunjang untuk kebaikan kedepannya nanti.
Wassalamualiakum warahmatullahiwabarakatuh
Banda Aceh, 28
Desember 2013
Kelompok 19
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Masa depan adalah fondasi bagi
harapan-harapan dan aspirasi umat Islam, dengan segala kekhwatiran dan
kegelisahannya. Masa depan umat ini bergantung tidak hanya pada masa lalu
masyarakat-masyarakat Muslim, melainkan juga pada pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang mereka canangkan di masa kini, serta visi
untuk masa depan . Masa depan adalah ladang ketidakpastian, dia juga merupakan
bagian atas mana kita mempunyai sedikit kekuasaan. Kemampuan untuk membentuk
masa depan sendiri dimiliki oleh semua individu dan masyarakat. Dengan
demikian, ketidakmampuan kita untuk mengetahui fakta-fakta masa depan atau masa
depan diimbangi oleh kemampuan kita memberi masukan bagi pembentukan
fakta-fakta ini.
Alternatif - alternatif
masa depan hanya dapat diwujudkan jika langkah-langkah pragmatis ditujukan pada
alternatif-alternatif ini di masa sekarang. Kita perlu memiliki cukup
pengetahuan tentang pilihan-pilihan yang ada saat ini, sebelum masa depan
datang. Kita perlu memiliki cukup pengertian tentang masa depan, agar kita
dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengubahnya menjadi fakta-fakta.
Berjalannya waktu per se tidak akan membuat masa depan yang diinginkan menjadi
suatu kenyataan; pun tidak akan meningkatkan pengetahuan kita akan masa depan .
Untuk merumuskan masa depan yang
terencana, umat Islam harus banyak menggali eksistensi dirinya sebagai umat,
sehingga ia mampu menemukan jati dirinya dan tidak lebur dalam proses interaksi
budaya yang demikian cepat ini. Hal itu dapat dilakukan dengan membaca ulang
sejarah umat Islam dan pencapaian peradaban yang dimilikinya.Dan, pencapaian
peradaban tersebut terpatri dalam perjalanan sejarah umat Islam yang gemilang
dan terukir dengan tinta emas dalam warisan klasik (turats) yang ditinggalkan
oleh umat Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Visi Dakwah Seorang Muslim dalam Rekayasa Masa Depan Umat
Dakwah secara bahasa berarti
ajakan. Menurut istilah, dakwah didefinisikan dengan “mengajak manusia ke jalan
Allah untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan kekufuran kepada cahaya Islam,
dan dari kezaliman kepada keadilan.”
Hal diatas membuktikan bahwa
dengan dakwah maka kita semua akan terhindar dari berbagai penyebab kebodohan,
kehinaan, penindasan, dan kezaliman. Untuk itu, peran para orang-orang termulia
di sisi Allah dan tentu saja terhormat dikalangan manusia seperti nabi, rasul,
syuhada dan ‘ulama, memiliki peranan yang sangat penting sebagai da’i. Jasa
mereka akan dikenang sepanjang masa karena ajakan-ajakan kepada kebaikan yang
telah mereka sampaikan.
Rekayasa Dakwah
adalah ilmu yang terus-menerus berkembang. Sebagaimana peradaban juga
berkembang, sarana-sarana bagi rekayasa dakwah juga akan terus berkembang.
Perubahan cara pandang terhadap dakwah juga akan membuat proses rekayasa dakwah
juga berkembang. Untuk itu, kita harus terus menyesuaikan diri dan menimbang,
apakah model rekayasa yang telah kita lakukan sesuai atau tidak dengan masalah
yang kita hadapi. Namun, yang paling penting, kita jangan sampai salah
memandang. Tidak boleh lagi kita hanya memandang da’i dan murabbi hanya sebagai
mesin pencetak kader. Apalagi, kita hanya menganggap kader sebagai sebuah aset
yang berupa benda mati. Apalagi jika hal itu dikaitkan dengan suara di waktu
pemilihan umum. Itu adalah hal yang benar-benar jahat. Tidak layak pembinaan
hanya dipandang sebagai aspek mencari pengaruh dan melanggengkan kekuasaan
saja. Ini adalah manusia, dimana kita mencoba menyelamatkan manusia sebanyak
mungkin dari kemurkaan Allah SWT. Adapun peran-peran dakwah antara lain:
a. Dakwah berperan menghidupkan
masyarakat pada sektor pemikiran (intelektual).
b. Dakwah berperan membangun
mental (spiritual) masyarakat dengan benar, kokoh, dan terarah.
c. Dakwah berperan membangun
moralitas (akhlak) masyarakat yang agung dan mulia.
(#qà)ÏÿRr&ur
Îû È@Î6y
«!$#
wur
(#qà)ù=è? ö/ä3Ï÷r'Î/
n<Î) Ïps3è=ökJ9$#
¡ (#þqãZÅ¡ômr&ur
¡ ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tûüÏZÅ¡ósßJø9$#
ÇÊÒÎÈ
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan
Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan
berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik. (QS. Al-Baqarah [2]; 195)
÷bÎ) óOçFY|¡ômr&
óOçFY|¡ômr& ö/ä3Å¡àÿRL{
( ÷bÎ)ur öNè?ù'yr& $ygn=sù
4.... ÇÐÈ
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat
baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi
dirimu sendiri ..(QS. Al-Israa’ [17]: 7)
Sesungguhnya Allah telah
mewajibkan ihsan atas segala sesuatu…(Al-Hadits)
Islam adalah lingkaran, maka
berputarlah kamu bersamanya sebagaimana ia berputar. (Al-Hadits)
Setiap bentuk pendayagunaan
potensi kea rah pencapaian tujuan dan target sesuai dengan yang telah
ditentukan. Visi dan misi harus terus terjaga dan terus dikembangkan agar
selalu applicable sesuai dengan
dinamika ruang dan waktu serta sesuai ungkapan think globally, act locally”.
Segala sesuatu yang dapat
dilakukan dalam waktu dan mekanisme yang telah terukur sesuai dengan target dan
tujuan yang telah direncanakan. Kita dapat melihat perjuangan Rasulullah dalam
berdakwah. Sungguh sangat efektif dan efisen beliau menjalankan amanah yang
diembannya. Dalam waktu ±23 tahun beliau telah berhasil menyebarkan ajaran yang
dipenuhi rahmat ini keseluruh penjuru dunia. Tidak ada sisi yang tidak
tersentuh oleh kebaikan yang disampaikan Rasulullah. Dakwah beliau adalah
sistem asimilasi yang mendaur ulang udara kehidupan manusia yang telah tekena
polusi pekat diseluruh sisi dan aspek hidupnya.
B.
Masa
depan Umat ada di tangan Islam
Gerakan
Dakwah memiliki peranan penting dalam penyebaran nilai-nilai Islam dan perbaikan
kondisi umatnya, namun tidak berarti bahwa masa depan Islam tergantung pada
Gerakan Dakwah. Masa depan tetap di tangan Islam apakah Gerakan Dakwah
memaminkan perannya secara baik dan maksimal ataupun tidak. Bahkan penyimpangan
atau politisasi (bisnisisasi) Gerakan Dakwah dan ajaran Islam sekalipun tidak
akan menghambat tersebarnya ajaran Islam di tengah masyarakat.
Di
samping itu, hambatan dan serangan dari berbagai penjuru yang dilakukan oleh
musuh Islam di seluruh dunia ini
juga tidak akan pernah mampu menghambat
perkembangan nilai-nilai Islam di tengah-tengah kehidupan manusia. Pertumbuhan
umat Islam Eropa dan Amerika yang semakin hari semakin menguat, perkembangan
berbagai gerakan dakwah di berbagai penjuru negeri Islam, tak terkecuali di
Indonesia saat ini, mendapat serangan
dari dalam dan luar masyarakat Muslim, cukup sebagai bukti bahwa Islam sedang
berpacu dan melaju menuju sebuah titik yang tidak mungkin dihentikan oleh
siapapun dan negara manapun. Karena kemajuan Islam itu merupakan kehendak pemiliknya,
yakni Allah sebagai Pemilik alam semesta.
Dalam
skala lokal misalnya, betapa pemerintahan Orde Baru telah memerangi Islam
dengan berbagai cara, namun bukannnya Islam yang musnah dari bumi Nusantara,
malah Orde Baru yang hancur dan bertahan hanya 32 tahun. Apa yang ditakutkan
dari Islam oleh Orde Baru malah subur dan tumbuh secara mengagumkan seperti
politik Islam dan sebagainya. Demikian juga target kristenisasi Indonesia untuk
mengkristenkan Indonesia dalam kurun waktu 50 tahun juga tidak berhasil.
Dalam
skala golobal juga bisa kita lihat, betapa Amerika dan sekutunya sangat gencar
dan agresif memerangi Islam dan umatnya, khususnya pasca peristiwa WTC dan
Pentagon 11 September 2001, malah Islam dan umat Islam semakin berkembang
secara kuatititas dan kualitatif, termasuk di Amerika sendiri dengan ditandai
dengan banyaknya masyarakat Amerika yang masuk Islam.
Oleh
sebab itu, Gerakan Dakwah tidak boleh merasa takut dan mengkalim telah bersaham
besar kepada Islam dan merasa dibutuhkan Islam. Sebaliknya, Gerakan Dakwah-lah
yang membutuhkan Islam. Tanpa Gerakan Dakwahpun Islam akan tetap jaya di masa
yang akan datang sebagaiman ia telah pernah jaya sekitar 13 abad lamanya. Allah
sebagai pemiliknya masih tetap Maha Perkasa dalam menolong agama-Nya
وَمَا النَّصْرُ إِلا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ
الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
"........
Dan tidaklah kemenangan itu melainkan datang dari Allah. Sesungguhnya Dia Maha
Perkasana lagi Maha Bijaksana" (Q.S. Al-Anfal / 8 : 10)
tbqYßJt y7øn=tã ÷br& (#qßJn=ór& ( @è% w (#qYßJs? ¥n?tã /ä3yJ»n=óÎ) ( È@t/ ª!$# `ßJt ö/ä3øn=tæ ÷br& ö/ä31yyd Ç`»yJM~Ï9 bÎ) óOçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÊÐÈ
Mereka
merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah:
"Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu,
sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu
kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar."(Q.S. Al-Hujurat
/ 49 : 17).
Sebab
itu, Gerakan Dakwah Masa Depan tidak lebih dari sarana dan wadah Dakwah dan
perjuangan para aktivisnya, bukan sebagai tujuan mereka. Islam menang dan
berkembang bukan karena mereka, melakinkan mereka menang dan berkembang karena
mereka komitment dengan Islam.
Ada
empat alasan mengapa masa depan di tangan Islam, atau dengan ungkapan lain,
Islam adalah agama dahulu, sekarang dan juga masa depan :
1.
Sesuai dengan janji dan kehendak Allah
sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur-an Al-karim. Di antarnya :
a.
"Dan Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakanamal-amal saleh bahwa
Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia
telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
mengokohkan bagi mereka agama (Islam) yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan
Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
mempersekutukan apapun dengan Aku. Dan siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji)
itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik". (Q.S. An-Nur /24 : 55).
b.
"Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan
membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya terhadap semua
agama. Dan Cukuplah Allah sebagai saksi" (Q.S. Al-Afath /48 : 28).
c.
"Mereka berkehendak memadamkan cahaya
(agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki
selalin menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak
menyukai. Dia-lah yan telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petuunjuk dan
agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang
musyrik itu tidak menyukai" (Q.S. At-taubah / 9 : 32-33).
d.
"Mereka berkehendak memadamkan cahaya
(agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah menyempurnakan
cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai. Dia-lah yan telah
mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petuunjuk dan agama yang benar untuk
dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik itu tidak
menyukai" (Q.S. As-Shoff / 61 : 8-9).
e.
"Sesungguhnya Kami pasti menolong
Rasul-Rasul kami dan orang-orang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari
berdirinya saksi-saksi (kiamat)" (Q.S. Al-Mukmin /40 : 51).
f.
"Jika kamu tidak mau menolongnya
(Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya ketika orang-orang kafir
(musyrik Mekkah) mengeluarkannya (dari Mekkah) sedangkan dia salah seorang dari
dua orang (dengan Abu Bakar Ash-shiddiq) ketika keduanya berada dalam gua, di
waktu berkata kepada temannya :"Janganlah kamu bersedih sesungguhnya Allah
bersama kita". Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan
membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan
kalimat orang-orang kafir itu rendah dan Kalimat Allah itulah yang tinggi dan
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Q.S. At-taubah /9 : 40).
g.
"..... Dan kami selalu berkewajiban
menolong orang-orang Mukmin". (Q.S. Ar-Rum /30 : 47).
2.
Sesuai dengan berita gembira dari Nabi Muhammad
Saw. Di antaranya :
a.
Imam Muslim meriwayatkan dalam Shohehnya : Dari
Tsauban bahwa Nabi Saw. berkata : Sesungguhnya Allah mengkerutkan bumi bagiku
sehingga aku melihat timur dan baratnya. Sesungguhnya kerajaan umatku akan
sampai ke wilayah yang dikerutkan padaku, dan aku diberi (Allah) dua simpanan
(pemerintahan Kisro dan kaisar di Irak dan Syam) merah dan dan putih (emas dan
perak)....(Hadits Riwayat Muslim). (Shoheh Imam Muslim hal, 2215)
b.
Dari Nafi' Bin Utaibah, dia berkata : Ketika
aku bersama Rasulullah dalam suatu peperangan, maka tiba-tiba Nabi didatangi
oleh suatu kaum dari sebelah barat, mereka memakai pakaian wol putih, lalu
mereka menghampiri Nabi di sebuah bukit kecil. Mereka berdiri sedangkan Rasul
duduk. Lalu berkata dalam diriku, datangi mereka dan berdirilah diantara mereka
sehingga mereka tidak bisa membunuhnya (Rasulullah). Kemudia aku berkata lagi,
barangkali Rasul sendang berbisik dengan mereka, lalu aku datng lagi dan
berdiri di antara mereka. Maka Rasul berkata : Aku menghafal darinya empat
(perkara) yang aku hitung dengan jariku, dia (Rasul) berkata : "Kamu akan
memerangi Jazirah Arabia maka Allah akan memberikan kemenangan (pada kalian)
atasnya, kemudian Persia, maka Allah akan memberikan kemenangan (pada kalian)
atasnya, kemudian kamu akan memerangi Romawi maka Allah akan memberikan
kemenangan (pada kalian) atasnya, kemudian kamu akan memerangi Dajjal, maka
Allah akan memberikan kemenangan (pada kalin) atasnya". Lalu Nafi' berkata
: Wahai Jabir kami mengira tidak akan keluar Dajjal sampai Romwi ditaklukkan
(oleh kaum Muslimin). (Shoheh Imam Muslim, hal 225).
c.
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Msunadnya, dari
Abu Qubail ia berkata : Kami sedang berada di samping Abdullah Bin Amr Bin Ash,
kemudian ia ditanya : Kota manakah yang pertama kali ditaklukkan,
Konstantinopel atau Romawi? Lalu Abadullah menunjukkan sebuah kotak yang terdapat
rantai anting-antingnya (pegangan untuk mengangkat kotak tersebut). Ia berkata
: Lalu ia mengeluarkan sebuah buku dari kotak tersebut dan berkata : Abdullah
telah berkata : Ketika kami berada di sisi Rasulullah Saw.kami menulis ucapan
(jawaban) Beliau dari suatu pertanyaanyangdiajukan kepadanya : Kota manakah
yang pertama kali ditaklukkan, Konstantinopel atau Romawi? Kota Hrakliuslah
yang pertama kali bakal ditaklukkan jawab Beliau".
Tentang
Hadist ini Dr. Yusuf Al-Qordhawi menjelaskan bahwa " yang dimaksud Romawi
(pada saat ini) adalah kota Roma, ibu kota Italia. Sedangkan Kostantinopel
adalah kota Istambul.
Kendati
Islam telah diturunkan sejak 1439 tahun yang lalu (sejak wahyu pertama di
turunkan di gua Hira), namun kekuatan dan keunggulan ajaran Islam masih dapat
dirasakan dan dibuktikan sampai hari ini.
3.
Kekuatan dan keunggulan ajaran Islam sehingga
mempunyai daya tahan dan daya tarik sepanjang zaman. Kendati Islam telah
diturunkan sejak 1439 tahun yang lalu (sejak wahyu pertama di turunkan di gua
Hirak), namun kekuatan dan keunggulan ajran Islam masih dapat dirasakan dan
dibuktikan sampai hari ini, dan akan tetap dapat dibuktikan sampai hari kiamat
nanti sebagaimana logisnya sebuah agama yang berlaku sampai akhir zaman atau
hari kiamat kelak.
C.
Pendidikan sebagai Instrumen Rekayasa Masa Depan
Para praktisi
pendidikan, seperti guru ataupun dosen di lembaga pendidikan ataupun disekolah
formal; pelatih pada tempat kursus maupun lokakarya bahkan para pemandu
pelatihan diberbagai arena pendidikan non-formal; pengajar di pendidikan rakyat
(popular education) dikalangan buruh, petani maupun rakyat miskin,
banyak yang tidak sadar bahwa ia tengah bergelut dan terlibat dalam pergumulan
politik dan ideologi melalui arena pendidikan. Umumnya orang memahami
pendidikan sebagai kegiatan mulia yang selalu mengandung kebaikan dan
senantiasa berwatak netral. Dunia pendidikan terkejut, ketika asumsi bahwa
setiap usaha pendidikan yang selalu dimuliakan dan mengandung kebajikan
tersebut mendapat kritikan mendasar oleh almarhum Paulo Freire awal tahun 70an
serta Ivan Illich Pada dekade yang sama. Freire dan Illich menyadarkan orang
banyak orang bahwa pendidikan yang selama ini dianggap sakral dan penuh
kebaikan, ternyata mengandung juga penindasan (Lihat buku Paulo Freire “Pedagogy
of Opperesed” dan Ivan Illich “Dischooling Society“).
D.
Rekayasa Masa depan
Umat
Rasulullah Saw. sendiri telah mengajarkan toleransi,
agar umatnya menghargai perbedaan pendapat, selama dibangun di atas hujjah.
Karenanya fenomena yang khas masjid-masjid Dinasti Mamalik di atas, menjadi
simbol toleransi atas perbedaan-perbedaan pendapat di bidang furu' sekaligus
simbol persatuan umat. Sekat-sekat Psikologis Keragaman komunitas dakwah sesungguhnya wajar dan positif.
Di zaman ini umat Islam menghadapi tantangan, baik
internal maupun eksternal, yang tidak kurang dahsyat dibanding dengan tantangan
yang pernah dihadapi dalam sejarahnya seperti pendidikan, pemikiran, politik,
sosial, ekonomi dan seterusnya. namun juga melalui paham-paham. Diantaranya:
1. Westernisasi, yang
merupakan arus besar
dalam dimensi politik, sosial, kultur budaya, pengetahuan dan seni untuk
mengubah karakter kehidupan bangsa-bangsa di dunia secara umum dan
negara-negara Islam khususnya menjadi paham-paham Barat. Hal itu dilakukan demi tujuan menghilangkan karakter dasar mereka
dan menjadikan mereka anggota keluarga yang loyal terhadap peradaban Barat .
Proses westernisasi (pembaratan) di dunia Islam terkait dengan dua fakta
penting:
a. Mengadopsi paham dikotomi agama dari negara
(sistem sekuler) sebagaimana telah dipraktekkan di Eropa setelah kebebasannya
dari cengkeraman dominasi gereja dan tokoh-tokoh agama kristen, sebagaimana
diketahui penyebabnya adalah kontradiksi paham yang dianut pemuka agama kristen
dengan munculnya kebangkitan pengetahuan di Eropa sedangkan Islam tidak
mengenal kontradiksi antara agama dan negara.
b.
Fanatis buta
terhadap peradaban Barat materealistis yang merambah aspek sosial, moral dan
keyakinan, bahkan taqlid buta ini melebihi taqlidnya peradaban Barat terhadap
kebangkitan Eropa dalam ilmu pengetahuan. Ini mengakibatkan terhapusnya
karakter sosok muslim sejati dari dalam jiwa mayoritas umat Islam.
Adapun media-media yang paling terbukti ampuh berperan besar dalam
westernisasi masyarakat Islam dan mewujudkan perubahan yang direncanakan adalah
sebagai berikut:
a.
Delegasi ilmu
pengetahuan ke Eropa.
b.
Transliterasi (penterjemahan) buku-buku karangan orientalis dan
pemikir Eropa.
c.
Westernisasi
kurikulum pendidikan.
d.
Pengkaderan
tokoh-tokoh pemikir dan tokoh-tokoh sastra dengan gaya berpikir ala Eropa.
e.
Pengkaderan
kepemimpinan sekuleris yang akan membawa mayarakatnya jauh dari nilai-nilai
Islam.
f.
Pembaratan
media informasi.
g.
Pemotivasian
kaum wanita muslimah untuk meninggalkan ajaran Islam.
h.
Pemaksaan implementasi hukum dan undang-undang positif.
i.
Pengontrolan
kudeta-kudeta militer guna menabur benih kepemimpinan-kepemimpinan yang
menentang Islam.
j.
Penebaran
paham-paham atheis dan aliran-aliran berbahaya lainnya.
2. Liberalisme
Liberalisme adalah sebuah ideologi yang
mengagungkan kebebasan. Faham liberalisme dianggap sebagai angin segar bagi
mereka yang menganggap Islam sebagai beban dan penghalang. Faham
libralisme di anggap sebagai solusi atas permasalahan dan konflik yang selama
ini terjadi. Bahkan sekarang ini yang menjadi corong faham tersebut bukan
lagi Yahudi dengan dunia baratnya, namun juga tokoh-tokoh Islam dan mereka
mengemasnya dengan kalimat yang lebih halus yakni “pluralisme”. Kata-kata HAM dan
pluralisme menjadi jurus andalan mereka untuk membenarkan anggapan mereka yang
sebenarnya sesat menurut Islam. Dan mereka juga telah berhasil menghimpun
kader-kader yang siap mengibarkan bendera liberalisme dan pluralisme di
negara-negara muslim.
“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya
tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Alloh (atas
kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras.”(QS.
Al-Baqoroh : 204
3.
Sekularisasi dan Sekularisme
Secara historis,
sekularisme muncul di dunia Eropa sekitar abad pertengahan. Kemunculan
sekularsime tersebut sebenarnya bukan merupakan proses berfikir yang benar
–jika tidak mau dikatakan bukan proses berfikir– karena sekularisme dan
sekularisasi, adalah akidah jalan tengah (kompromi) yang terjadi antara
kalangan intelektual filosof dan para tokoh gereja.
Adapun arah dampak dari destruktif sekularisme dan sekularisasi antara lain:
a.
Bidang Akidah.
Semangat
sekularisme ternyata telah mendorong munculnya libelarisme dalam berpikir di
segala bidang. Kaum intelektual Barat ternyata ingin sepenuhnya membuang segala
sesuatu yang berbau doktrin agama. Mereka sepenuhnya ingin mengembalikan segala
sesuatunya pada kekuatan akal manusia; termasuk melakukan reorientasi terhadap
segala sesuatu yang berkaitan dengan hakikat manusia, hidup, dan keberadaan
alam semesta ini (persoalan akidah).
b. Bidang
Pemerintahan.
Di bidang ini, yang dianggap
sebagai pelopor pemikiran modern adalah Niccola Machiavelli, yang menganggap
bahwa nilai-nilai tertinggi adalah yang berhubungan dengan kehidupan dunia,
yang dipersempit menjadi nilai kemasyhuran, kemegahan, dan kekuasaan belaka. Agama hanya diperlukan sebagai alat kepatuhan,
bukan karena nilai-nilai yang dikandung agama itu sendiri.
c. Bidang
Ekonomi.
Di bidang ini,
mucul tokoh besarnya seperti Adam Smith, yang menyusun teori ekonominya
berangkat dari pandangannya terhadap hakikat manusia. Smith memandang bahwa
manusia memiliki sifat serakah, egoistis, dan mementingkan diri sendiri.
d.
Bidang Sosiologi.
Di bidang ini
muncul pemikir besarnya seperti Auguste Comte, Herbert Spencer, Emile Durkheim,
dan sebagainya. Sosiologi ingin memahami bagaimana masyarakat bisa berfungsi
dan mengapa orang-orang mau menerima kontrol masyarakat.
e.
Bidang Pengamalan Agama.
Di bidang ini pun
ada prinsip sekularisme yang amat terkenal, yaitu faham pluralisme agama yang
memiliki tiga pilar utama, yaitu:
-
prinsip kebebasan, yaitu negara harus
memperbolehkan pengamalan agama apapun (dalam batasan-batasan tertentu);
-
prinsip kesetaraan, yaitu negara tidak boleh
memberikan pilihan suatu agama tertentu atas pihak lain;
-
prinsip netralitas, yaitu negara harus
menghindarkan diri dari suka atau tidak suka pada agama. Dari prinsip
pluralisme agama inilah muncul pandangan bahwa semua agama harus dipandang
sama, memiliki kedudukan yang sama, namun hanya boleh mewujud dalam area yang
paling pribadi, yaitu dalam kehidupan privat dari pemeluk-pemeluknya.
f.
Bidang Pendidikan.
Di bidang
pendidikan, kerangka keilmuan yang berkembang di Barat mengacu sepenuhnya pada
prinsip-prinsip sekularisme. Hal itu paling tidak dapat dilihat dari
kategorisasi filsafat yang mereka kembangkan yang mencakup tiga pilar utama
pembahasan, yaitu: filsafat ilmu, yaitu pembahasan filsafat yang mengkaji
persoalan benar atau salah; filsafat etika, pembahasan filsafat yang mengkaji
persoalan baik atau buruk; filsafat estetika, pembahasan filsafat yang mengkaji
persoalan indah atau jelek.
4.
Materialisme
Materialisme adalah
paham dalam filsafat yang
menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua
fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya
substansi. Sebagai teori, materialisme termasuk paham ontologi monistik. Akan
tetapi, materialisme berbeda dengan teori ontologis
yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme. Dalam
memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan
dengan idealisme.
Materialisme
adalah virus yang merusak kehidupan umat manusia, khususnya umat Islam, karena
mengajarkan semua standar kesuksesan hidup di dunia selalu diukur dengan materi
dan berbagai standar palsu lainnya, seperti jabatan, status sosial, harga diri,
tanah air, kesombongan pada Tuhan Pencipta, yakni Allah Ta’ala.. Padahal, dalam
kenyataan hidup ini tidak sedikit yang memiliki materi berlimpah, pangkat dan
kedudukan yang tinggi dan sebagainya, malah hidupnya tersiksa dan menderita.
Kesuksesan hanya sebatas dalam pencapaian keduniaan berupa pangkat, kedudukan,
status sosial dan harta. Lupa, bahwa di atas segala kesuksesan di dunia ini
adalah kesuksesan di Akhirat kelak.
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَهُمْ عَنِ الآخِرَةِ هُمْ غَافِلُون
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari
kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) Akhirat adalah lalai”. (Q.S.
Ar-Rum ayat 7)
Pengradikalan Terhadap Pengaruh Faham Barat
Di
zaman modern ini tidak jarang para generasi mudanya terbuai dalam impian-impian
kosong, terpedaya oleh gemerlapnya duniawi yang semu dan menjadi
propaganda-propaganda utama perzinaan. Para pemuda tidak mempunyai
aktifitas yang mengarah pada kebaikan dunia dan akhirat selain hanya hura-hura
memperturutkan hawa nafsunya, melakukan pergaulan bebas, konsumtif, hendonisme
(bermegah-megah),boros, dan akhlak dan kelakuan yang mulai rusak. Hal ini
merupakan pengaruh dari kebudayaan Barat atau kaum musyrik yang mulai diserap
dan dicontoh oleh Umat Islam dan khususnya pemuda Islam. Pada akhirnya tidak
ada lagi para pemuda yang akan menjalankan dan berusaha menegakan Kebudayaan
dan peradaban Islam.
Peran
pemuda Islam pada saat ini yaitu berusaha mempertahankan dan melakukan
perubahan pola pikir dan keyakinan dalam menjalankan segala syariat
Islam. Perubahan yang di maksud juga pernah terjadi pada zaman Rasulullah
Saw, di mana beliau lebih memusatkan dakwahnya kepada pemuda dari usia 8
hingga 40 tahun. Sehingga Rasulullah Saw pun bersabda, “Perjuanganku
didukung oleh pemuda, oleh sebab itu wasiat yang baik untuk mereka”. Pada
akhirnya ditangan pemudalah berdiri Daulah
Islamiyah dan pemuda menjadi pemimpin bagi dunia dan mengaturnya
dibawah panji-panji Islam.
Sesungguhnya jihad pemuda bagaikan kekuatan yang
bergelora, sebab mereka akan menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru yang
baik, mewujudkan cita-cita yang tak akan pernah sanggup dicapai oleh
orang-orang yang lemah dan tidak memiliki semangat (Imam Hasan Al Banna). Pemuda adalah
motor penggerak utama perubahan. Pemuda diakui perannya sebagai kekuatan
pendobrak kebekuan dan kejenuhan dalam masyarakat sehingga kita menyadari bahwa masa depan Islam terletak diatas
pundak para pemudanya. Pemuda Islamlah yang akan memegang kendali bahtera Islam
selanjutnya dan pemuda Islamlah yang akan melanjutkan peran generasi sebelumnya
dalam menegakan, mempertahankan dan menyebarkan kebudayaan dan perdaban Islam
yang semakin luntur dan mulai terpengaruh kebudayaan Barat. Kemana pemuda Islam
bergerak (berdakwah), maka kesanalah bahtera kebudayaan dan perdaban
Islam itu melaju dan berkembang.
Dari pernyataan ini dapat diambil
kesimpulan bahwa kebangkitan Islam di masa mendatang dimenifestasikan oleh
pemuda Islam, dengan syarat pemuda Islam mempunyai kesadaran dan kecintaan
penuh pada dirinya dan agamanya. Jika prasyarat ini gagal ditanamkan pada jiwa pemuda, niscaya
tragedi kebangkitan Islam tidak akan pernah berkumandang di dunia ini,
akibatnya sekularisme, pluralisme dan leberalisme yang merupakan paham dan
pemikiran kaum musyrik (kaum Barat) akan terus berkembang lagi di
negeri-negeri Islam. Pemuda Islam sangat diharapkan dalam menegakan
dan mempertahankan syariat Islam dalam perkembangan kebudayaan dan peradaban
Islam sehingga dapat membangkitakan kejayaan Islam di muka.
ADA fenomena aneh di beberapa
mesjid tua di Mesir, seperti Masjid Amru bin Ash (dibangun tahun 21 H) dan
Masjid Al-Azhar (dibangun masa Dinasti Fathimiah), yaitu mihrabnya empat. Konon, setiap madzhab fikih memiliki mihrabnya masing-masing dan sholat
berjamaah intern komunitas semadzhab saja. Kondisi semacam ini berlangsung
cukup lama, sampai Sholahuddin Al-Ayubi menyatukan jamaah umat Islam.
Satu lagi adalah
fenomena yang khas masjid-masjid yang dibangun pada masa Mamalik, pasca Dinasti
Ayubiyyah. Masjid-masjid ini umumnya memiliki pelataran besar dengan satu
mihrab, tempat dimana seluruh umat, dengan perbedaan madzhabnya, bersatu dalam
sholat berjamaah. Tetapi di empat sisi masjid-masjid itu terdapat ruangan atau
balkon, tempat dimana setiap madzhab membuat halakoh mengajarkan fikihnya.
Apa perbandingan antara
kedua fenomena itu? yaitu
perbandingan antara perpecahan dan persatuan,
fanatisme dan toleransi, keterbelakangan dan kemajuan. Bayangkan bagaimana
nasib ukhuwwah jika di waktu dan tempat yang sama berdiri empat sholat
berjamaah? Bukankah Rasulullah Saw. ketika mengawali sholat memberikan
instruksi agar jamaah meluruskan shaf, karena barisan yang bengkok akan membuat
hati berselisih? Itulah yang membuat Abu Mas'ud Al-Anshori ketika meriwayatkan
hadits ini memberikan komentar: "Wa antum alyauma asyu ikhtilafan"
(kalian sekarang lebih banyak berselisih) (HR. Muslim). Jika shaf yang bengkok
saja akan mengakibatkan perselisihan umat, bagaimana dengan jamaah-jamaah yang
terpisah di satu tempat?
Rasulullah Saw. sendiri
telah mengajarkan toleransi, agar umatnya menghargai perbedaan pendapat, selama
dibangun di atas hujjah. Karenanya fenomena yang khas masjid-masjid di atas, menjadi simbol
toleransi atas perbedaan-perbedaan pendapat di bidang furu' sekaligus simbol
persatuan umat
Di bidang pemikiran,
sekulerisasi dan liberalisasi yang menjadi tantangan terbesar dalam sejarah
umat, justru berada dan berasal dari jantung lembaga-lembaga pendidikan Islam
sendiri.
Di bidang politik, carut-marutnya pengelolaan kehidupan bernegara tetap saja menjadi fenomena di negeri ini. Meskipun reformasi telah berlalu lebih dari satu dekade. Belum lagi dalam kehidupan internasional. Negeri-negeri yang masih terjajah secara fisik di zaman ini adalah saudara-saudara kita seiman.
Di bidang politik, carut-marutnya pengelolaan kehidupan bernegara tetap saja menjadi fenomena di negeri ini. Meskipun reformasi telah berlalu lebih dari satu dekade. Belum lagi dalam kehidupan internasional. Negeri-negeri yang masih terjajah secara fisik di zaman ini adalah saudara-saudara kita seiman.
Tantangan besar ini
tidak mungkin bisa diselesaikan hanya oleh satu komunitas. Alhmamdulillah,
Allah Swt. lewat Rasul-Nya telah menjamin:
"tidak akan pernah
absen di tengah umat ini, kelompok yang memperjuangkan kebenaran, tidak lekang
karena ada yang menghinakannya, sampai datang keputusan Allah sementara mereka
tetap konsisten." (HR. Muslim).
Buktinya, hampir setiap
lini kehidupan umat ada yang menggarap. Ada yang konsern pada pemikiran
keislaman, pendidikan, politik, ekonomi dan seterusnya. Masing-masing
konsentrasi itu seharusnya tidak dianggap keseluruhan proyek Islam, tetapi
merupakan bagian yang integral dari proyek umat. Misalnya, ketika
tantangan eksternal demikian hebat, dan kinerja umat tersedot untuk berjihad di
zaman Rasulullah Saw.
Al-Quran mengarahkan
agar ada komunitas khusus yang fokus pada persoalan pendidikan (tafaquh) dan
dakwah (At-Taubah: 122). Itu artinya harus terjadi pembagian tugas, dan
masing-masing menjadi satu dari keseluruhan. Sebaliknya, jika
masing-masing menganggap kelompok lain sebagai lawan, yang akan terjadi adalah
kontra-produksi. Dan meskipun seluruh komponen sibuk bekerja, umat tetap saja
akan mengalami kemandekan.
BAB III
KESIMPULAN
Masa depan adalah fondasi bagi harapan-harapan dan
aspirasi umat Islam, denagn segala kekhawatiran dan kegelisahannya. Masa depan
ini tergantung tidak hanya pada masa lalu masyarakat muslim, melainkan juga
pada kebijaksanaan –kebijaksanaan yang mereka canangkan dimasa kini, serta visi
untuk masa depan. Untuk
merumuskan masa depan yang terencana, umat Islam harus banyak menggali
eksistensi dirinya sebagai umat, sehingga ia mampu menemukan jati dirinya dan
tidak lebur dalam proses interaksi budaya yang demikian cepat ini. Hal itu
dapat dilakukan dengan membaca ulang sejarah umat Islam dan pencapaian
peradaban yang dimilikinya.Dan, pencapaian peradaban tersebut terpatri dalam
perjalanan sejarah umat Islam yang gemilang dan terukir dengan tinta emas dalam
warisan klasik (turats) yang ditinggalkan oleh umat Islam.
Masa depan umat Islam dapat
hancur jika ikut berabur dengan paham-paham Barat yang lambat laun dapat
menguasai Islam. Banyak
orang terpukau dengan kehebatan negara-negara maju. Namun sesungguhnya, kehebatan
itu memiliki built-in error yang akan secara dramatis bisa membalikkan
situasi di masa depan. Persoalan pertama adalah masalah pensiun dan
jaminan sosial. Di beberapa negara Eropa seperti Skandinavia, Jerman, atau
Austria, terdapat sistem jaminan sosial dan pensiun yang sangat bagus, sehingga
praktis semua warga negara tidak perlu merisaukan hari tua mereka; sekalipun
mereka tidak punya anak, atau mereka bukan pegawai negeri. Sistem ini mulai
diterapkan pasca Perang Dunia II, yaitu ketika sekularisme/kapitalisme mulai
mengadopsi beberapa ide sosialisme.
Meski semula
berjalan bagus, ide ini mulai menjadi masalah lima puluh tahun kemudian. Dewasa
ini, sistem jaminan sosial tersebut menjadi semakin sulit dibiayai, ketika
teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju dan mahal. Sistem itu secara
tidak langsung juga berdampak pada pertumbuhan populasi yang negatif. Semakin
sedikit keluarga di sana yang berminat untuk memiliki anak, bahkan semakin
sedikit orang yang berminat membentuk keluarga. Walhasil, ada proyeksi bahwa
pada tahun 2010, setiap orang Austria yang bekerja, harus menanggung beban dua
orang pensiun (dengan harapan hidup pasca pensiun masih panjang). Menurunnya
populasi inilah yang membuat pemerintah di banyak negara maju mengimpor pekerja
dari negara berkembang, termasuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Namun,
keberadaan tenaga asing ini pun lambat-laun akan memicu masalah sosial baru.
Persoalan kedua
adalah masalah konsumsi. Kemajuan yang diraih negara-negara maju itu membuat
daya beli masyarakat tinggi dan mengakibatkan konsumsi yang juga tinggi.
Meningkatnya konsumsi ini mengakibatkan meningkatnya kerusakan lingkungan
akibat naiknya permintaan bahan mentah dan juga bertambahnya limbah, baik dalam
proses produksi maupun pasca konsumsi. Indikator lingkungan yang sering
dilansir LSM-LSM lingkungan (seperti Greenpeace) tampak mulai mengkhawatirkan.
Sebagai contoh, emisi rata-rata CO2 perkapita dari industri maupun kendaraan di
Amerika Serikat sudah puluhan kali dari yang ada di Indonesia.
Persoalan ketiga
adalah masalah orientasi kehidupan. Kemajuan materi yang pesat di negara-negara
maju itu ternyata masih belum memenuhi kebahagiaan spiritual manusia-manusia di
sana. Di AS dan Jepang tumbuh ribuan sekte spiritual, dari mulai penyembah piring
terbang (UFO) sampai yang terang-terangan mengaku menyembah setan. Pengikutnya
pun tidak sedikit yang berasal dari kalangan mapan dan intelektual.
Selain masalah
spiritual, para pencari kebahagiaan ini ada juga lari ke narkoba atau
petualangan seks. Tidak aneh bahwa bagi Amerika Serikat, musuh yang tidak
terkalahkan itu bukanlah Irak dengan (tuduhan) senjata pemusnah massalnya, atau
al-Qaeda dengan (tuduhan) terorismenya, namun narkoba! Lebih banyak orang
Amerika yang mati karena narkoba, daripada yang tewas pada perisitwa WTC-911
atau gugur di Irak. Narkoba menjadi persoalan yang hampir mustahil
diselesaikan. Hal yang mirip juga terjadi di Belanda, ketika pemerintah
akhirnya memutuskan untuk membagi saja narkoba secara gratis namun terkontrol,
daripada menjadikannya ilegal namun berdampak sosial-ekonomi lebih parah.
Indikasi disorientasi kehidupan ini juga tampak pada angka perceraian yang
sangat tinggi, yang menjadikan generasi muda di sana rata-rata tidak lagi
memiliki figur ayah atau ibu. Akibatnya, tingkat kekerasan pada remaja
meningkat, di samping juga angka bunuh diri.
DAFTAR PUSTAKA
Aburrahman, Hafidz, Diskursus Islam Politik dan
Spiritual, al-Azhar Press, Bogor 2004.
Altwajri, Ahmed O, Islam, Barat dan Kebebasan
Akademis. Titian Ilahi Press. Yogyakarta 1997.
Al-Waie, Majalah Media Politik dan Dakwah,
edisi 46-66, Hizbut Tahrir Indonesia, Jakarta 2003-2006.
(http://kampusparmad.com/index.php/artikel/lihat/10/1347988299000)
(http://kampusparmad.com/index.php/artikel/lihat/10/1347988299000)
oleh: Dr. Abas Mansur Tamam
dasar pemikiran Ust. Amang Syafrudin, Lc)
Oleh:
Fathuddin Jafar, MA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar