Senin, 07 Desember 2015


DAKWAH SEBAGAI SISTEM REKAYASA
MASA DEPAN UMAT MANUSIA
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Filsafat Dakwah

Oleh kelompok XIX :
Ikhsanun Fahmi




JURUSAN KPI-KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH/KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2014





KATA PENGANTAR

Assalamualiakum warahmatullahiwabarakatuh
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah swt. atas hidayah, taufiq, karunia, dan kenikmatan-kenikmatan yang berlimpah, yang tiada sesuatu makhluk pun mampu memberinya. Juga kenikmatan atas ketentraman hati dan balasan-balasan kenikmatan pahala dan surga kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa memperjuangkan kalimat-Nya. Shalawat dan salam terhatur pada junjungan mulia Rasulullah saw, keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang tetap setia pada kebenaran Islam.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen Pebimbing yang telah mempercayai kepada kami untuk memaparkan makalah FILSAFAT DAKWAH ini. Mungkin jika ada kesalahan dan kekurangan kami sangat mengharapkan akakn saran dan sritikannya, guna menunjang untuk kebaikan kedepannya nanti.
Wassalamualiakum warahmatullahiwabarakatuh
Banda Aceh, 28 Desember 2013

Kelompok 19








DAFTAR ISI





















BAB I
PENDAHULUAN
Masa depan adalah fondasi bagi harapan-harapan dan aspirasi umat Islam, dengan segala kekhwatiran dan kegelisahannya. Masa depan umat ini bergantung tidak hanya pada masa lalu masyarakat-masyarakat Muslim, melainkan juga pada pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang mereka canangkan di masa kini, serta visi untuk masa depan . Masa depan adalah ladang ketidakpastian, dia juga merupakan bagian atas mana kita mempunyai sedikit kekuasaan. Kemampuan untuk membentuk masa depan sendiri dimiliki oleh semua individu dan masyarakat. Dengan demikian, ketidakmampuan kita untuk mengetahui fakta-fakta masa depan atau masa depan diimbangi oleh kemampuan kita memberi masukan bagi pembentukan fakta-fakta ini.
Alternatif - alternatif masa depan hanya dapat diwujudkan jika langkah-langkah pragmatis ditujukan pada alternatif-alternatif ini di masa sekarang. Kita perlu memiliki cukup pengetahuan tentang pilihan-pilihan yang ada saat ini, sebelum masa depan datang. Kita perlu memiliki cukup pengertian tentang masa depan, agar kita dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengubahnya menjadi fakta-fakta. Berjalannya waktu per se tidak akan membuat masa depan yang diinginkan menjadi suatu kenyataan; pun tidak akan meningkatkan pengetahuan kita akan masa depan .
Untuk merumuskan masa depan yang terencana, umat Islam harus banyak menggali eksistensi dirinya sebagai umat, sehingga ia mampu menemukan jati dirinya dan tidak lebur dalam proses interaksi budaya yang demikian cepat ini. Hal itu dapat dilakukan dengan membaca ulang sejarah umat Islam dan pencapaian peradaban yang dimilikinya.Dan, pencapaian peradaban tersebut terpatri dalam perjalanan sejarah umat Islam yang gemilang dan terukir dengan tinta emas dalam warisan klasik (turats) yang ditinggalkan oleh umat Islam.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Visi Dakwah Seorang Muslim dalam Rekayasa Masa Depan Umat
Dakwah secara bahasa berarti ajakan. Menurut istilah, dakwah didefinisikan dengan “mengajak manusia ke jalan Allah untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan kekufuran kepada cahaya Islam, dan dari kezaliman kepada keadilan.”
Hal diatas membuktikan bahwa dengan dakwah maka kita semua akan terhindar dari berbagai penyebab kebodohan, kehinaan, penindasan, dan kezaliman. Untuk itu, peran para orang-orang termulia di sisi Allah dan tentu saja terhormat dikalangan manusia seperti nabi, rasul, syuhada dan ‘ulama, memiliki peranan yang sangat penting sebagai da’i. Jasa mereka akan dikenang sepanjang masa karena ajakan-ajakan kepada kebaikan yang telah mereka sampaikan.
Rekayasa Dakwah adalah ilmu yang terus-menerus berkembang. Sebagaimana peradaban juga berkembang, sarana-sarana bagi rekayasa dakwah juga akan terus berkembang. Perubahan cara pandang terhadap dakwah juga akan membuat proses rekayasa dakwah juga berkembang. Untuk itu, kita harus terus menyesuaikan diri dan menimbang, apakah model rekayasa yang telah kita lakukan sesuai atau tidak dengan masalah yang kita hadapi. Namun, yang paling penting, kita jangan sampai salah memandang. Tidak boleh lagi kita hanya memandang da’i dan murabbi hanya sebagai mesin pencetak kader. Apalagi, kita hanya menganggap kader sebagai sebuah aset yang berupa benda mati. Apalagi jika hal itu dikaitkan dengan suara di waktu pemilihan umum. Itu adalah hal yang benar-benar jahat. Tidak layak pembinaan hanya dipandang sebagai aspek mencari pengaruh dan melanggengkan kekuasaan saja. Ini adalah manusia, dimana kita mencoba menyelamatkan manusia sebanyak mungkin dari kemurkaan Allah SWT. Adapun peran-peran dakwah antara lain:
a.       Dakwah berperan menghidupkan masyarakat pada sektor pemikiran (intelektual).
b.      Dakwah berperan membangun mental (spiritual) masyarakat dengan benar, kokoh, dan terarah.
c.       Dakwah berperan membangun moralitas (akhlak) masyarakat yang agung dan mulia.

(#qà)ÏÿRr&ur Îû È@Î6y «!$# Ÿwur (#qà)ù=è? ö/ä3ƒÏ÷ƒr'Î/ n<Î) Ïps3è=ök­J9$# ¡ (#þqãZÅ¡ômr&ur ¡ ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tûüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÊÒÎÈ  
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Baqarah [2]; 195)

÷bÎ) óOçFY|¡ômr& óOçFY|¡ômr& ö/ä3Å¡àÿRL{ ( ÷bÎ)ur öNè?ù'yr& $ygn=sù 4.... ÇÐÈ  
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri ..(QS. Al-Israa’ [17]: 7)
Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan atas segala sesuatu…(Al-Hadits)
Islam adalah lingkaran, maka berputarlah kamu bersamanya sebagaimana ia berputar. (Al-Hadits)
Setiap bentuk pendayagunaan potensi kea rah pencapaian tujuan dan target sesuai dengan yang telah ditentukan. Visi dan misi harus terus terjaga dan terus dikembangkan agar selalu applicable sesuai dengan dinamika ruang dan waktu serta sesuai ungkapan think globally, act locally”.
Segala sesuatu yang dapat dilakukan dalam waktu dan mekanisme yang telah terukur sesuai dengan target dan tujuan yang telah direncanakan. Kita dapat melihat perjuangan Rasulullah dalam berdakwah. Sungguh sangat efektif dan efisen beliau menjalankan amanah yang diembannya. Dalam waktu ±23 tahun beliau telah berhasil menyebarkan ajaran yang dipenuhi rahmat ini keseluruh penjuru dunia. Tidak ada sisi yang tidak tersentuh oleh kebaikan yang disampaikan Rasulullah. Dakwah beliau adalah sistem asimilasi yang mendaur ulang udara kehidupan manusia yang telah tekena polusi pekat diseluruh sisi dan aspek hidupnya.


B.     Masa depan Umat ada di tangan Islam
Gerakan Dakwah memiliki peranan penting dalam penyebaran nilai-nilai Islam dan perbaikan kondisi umatnya, namun tidak berarti bahwa masa depan Islam tergantung pada Gerakan Dakwah. Masa depan tetap di tangan Islam apakah Gerakan Dakwah memaminkan perannya secara baik dan maksimal ataupun tidak. Bahkan penyimpangan atau politisasi (bisnisisasi) Gerakan Dakwah dan ajaran Islam sekalipun tidak akan menghambat tersebarnya ajaran Islam di tengah masyarakat.
Di samping itu, hambatan dan serangan dari berbagai penjuru yang dilakukan oleh musuh Islam di seluruh  dunia ini juga  tidak akan pernah mampu menghambat perkembangan nilai-nilai Islam di tengah-tengah kehidupan manusia. Pertumbuhan umat Islam Eropa dan Amerika yang semakin hari semakin menguat, perkembangan berbagai gerakan dakwah di berbagai penjuru negeri Islam, tak terkecuali di Indonesia saat ini,  mendapat serangan dari dalam dan luar masyarakat Muslim, cukup sebagai bukti bahwa Islam sedang berpacu dan melaju menuju sebuah titik yang tidak mungkin dihentikan oleh siapapun dan negara manapun. Karena kemajuan Islam itu merupakan kehendak pemiliknya, yakni Allah sebagai Pemilik alam semesta.
Dalam skala lokal misalnya, betapa pemerintahan Orde Baru telah memerangi Islam dengan berbagai cara, namun bukannnya Islam yang musnah dari bumi Nusantara, malah Orde Baru yang hancur dan bertahan hanya 32 tahun. Apa yang ditakutkan dari Islam oleh Orde Baru malah subur dan tumbuh secara mengagumkan seperti politik Islam dan sebagainya. Demikian juga target kristenisasi Indonesia untuk mengkristenkan Indonesia dalam kurun waktu 50 tahun juga tidak berhasil.
Dalam skala golobal juga bisa kita lihat, betapa Amerika dan sekutunya sangat gencar dan agresif memerangi Islam dan umatnya, khususnya pasca peristiwa WTC dan Pentagon 11 September 2001, malah Islam dan umat Islam semakin berkembang secara kuatititas dan kualitatif, termasuk di Amerika sendiri dengan ditandai dengan banyaknya masyarakat Amerika yang masuk Islam.
Oleh sebab itu, Gerakan Dakwah tidak boleh merasa takut dan mengkalim telah bersaham besar kepada Islam dan merasa dibutuhkan Islam. Sebaliknya, Gerakan Dakwah-lah yang membutuhkan Islam. Tanpa Gerakan Dakwahpun Islam akan tetap jaya di masa yang akan datang sebagaiman ia telah pernah jaya sekitar 13 abad lamanya. Allah sebagai pemiliknya masih tetap Maha Perkasa dalam menolong agama-Nya
وَمَا النَّصْرُ إِلا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
"........ Dan tidaklah kemenangan itu melainkan datang dari Allah. Sesungguhnya Dia Maha Perkasana lagi Maha Bijaksana" (Q.S. Al-Anfal / 8 : 10)
tbqYßJtƒ y7øn=tã ÷br& (#qßJn=ór& ( @è% žw (#qYßJs? ¥n?tã /ä3yJ»n=óÎ) ( È@t/ ª!$# `ßJtƒ ö/ä3øn=tæ ÷br& ö/ä31yyd Ç`»yJƒM~Ï9 bÎ) óOçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÊÐÈ  
Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar."(Q.S. Al-Hujurat / 49 : 17).
Sebab itu, Gerakan Dakwah Masa Depan tidak lebih dari sarana dan wadah Dakwah dan perjuangan para aktivisnya, bukan sebagai tujuan mereka. Islam menang dan berkembang bukan karena mereka, melakinkan mereka menang dan berkembang karena mereka komitment dengan Islam.
Ada empat alasan mengapa masa depan di tangan Islam, atau dengan ungkapan lain, Islam adalah agama dahulu, sekarang dan juga masa depan :
1.      Sesuai dengan janji dan kehendak Allah sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur-an Al-karim. Di antarnya :
a.       "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakanamal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan mengokohkan bagi mereka agama (Islam) yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan apapun dengan Aku. Dan siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik". (Q.S. An-Nur /24 : 55).
b.      "Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan Cukuplah Allah sebagai saksi" (Q.S. Al-Afath /48 : 28).
c.       "Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selalin menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai. Dia-lah yan telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petuunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik itu tidak menyukai" (Q.S. At-taubah / 9 : 32-33).
d.      "Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai. Dia-lah yan telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petuunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik itu tidak menyukai" (Q.S. As-Shoff / 61 : 8-9).
e.       "Sesungguhnya Kami pasti menolong Rasul-Rasul kami dan orang-orang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (kiamat)" (Q.S. Al-Mukmin /40 : 51).
f.       "Jika kamu tidak mau menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya ketika orang-orang kafir (musyrik Mekkah) mengeluarkannya (dari Mekkah) sedangkan dia salah seorang dari dua orang (dengan Abu Bakar Ash-shiddiq) ketika keduanya berada dalam gua, di waktu berkata kepada temannya :"Janganlah kamu bersedih sesungguhnya Allah bersama kita". Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan kalimat orang-orang kafir itu rendah dan Kalimat Allah itulah yang tinggi dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Q.S. At-taubah /9 : 40).
g.      "..... Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang Mukmin". (Q.S. Ar-Rum /30 : 47).
2.      Sesuai dengan berita gembira dari Nabi Muhammad Saw. Di antaranya :
a.       Imam Muslim meriwayatkan dalam Shohehnya : Dari Tsauban bahwa Nabi Saw. berkata : Sesungguhnya Allah mengkerutkan bumi bagiku sehingga aku melihat timur dan baratnya. Sesungguhnya kerajaan umatku akan sampai ke wilayah yang dikerutkan padaku, dan aku diberi (Allah) dua simpanan (pemerintahan Kisro dan kaisar di Irak dan Syam) merah dan dan putih (emas dan perak)....(Hadits Riwayat Muslim). (Shoheh Imam Muslim hal, 2215)
b.      Dari Nafi' Bin Utaibah, dia berkata : Ketika aku bersama Rasulullah dalam suatu peperangan, maka tiba-tiba Nabi didatangi oleh suatu kaum dari sebelah barat, mereka memakai pakaian wol putih, lalu mereka menghampiri Nabi di sebuah bukit kecil. Mereka berdiri sedangkan Rasul duduk. Lalu berkata dalam diriku, datangi mereka dan berdirilah diantara mereka sehingga mereka tidak bisa membunuhnya (Rasulullah). Kemudia aku berkata lagi, barangkali Rasul sendang berbisik dengan mereka, lalu aku datng lagi dan berdiri di antara mereka. Maka Rasul berkata : Aku menghafal darinya empat (perkara) yang aku hitung dengan jariku, dia (Rasul) berkata : "Kamu akan memerangi Jazirah Arabia maka Allah akan memberikan kemenangan (pada kalian) atasnya, kemudian Persia, maka Allah akan memberikan kemenangan (pada kalian) atasnya, kemudian kamu akan memerangi Romawi maka Allah akan memberikan kemenangan (pada kalian) atasnya, kemudian kamu akan memerangi Dajjal, maka Allah akan memberikan kemenangan (pada kalin) atasnya". Lalu Nafi' berkata : Wahai Jabir kami mengira tidak akan keluar Dajjal sampai Romwi ditaklukkan (oleh kaum Muslimin). (Shoheh Imam Muslim, hal 225).
c.       Imam Ahmad meriwayatkan dalam Msunadnya, dari Abu Qubail ia berkata : Kami sedang berada di samping Abdullah Bin Amr Bin Ash, kemudian ia ditanya : Kota manakah yang pertama kali ditaklukkan, Konstantinopel atau Romawi? Lalu Abadullah menunjukkan sebuah kotak yang terdapat rantai anting-antingnya (pegangan untuk mengangkat kotak tersebut). Ia berkata : Lalu ia mengeluarkan sebuah buku dari kotak tersebut dan berkata : Abdullah telah berkata : Ketika kami berada di sisi Rasulullah Saw.kami menulis ucapan (jawaban) Beliau dari suatu pertanyaanyangdiajukan kepadanya : Kota manakah yang pertama kali ditaklukkan, Konstantinopel atau Romawi? Kota Hrakliuslah yang pertama kali bakal ditaklukkan jawab Beliau".
Tentang Hadist ini Dr. Yusuf Al-Qordhawi menjelaskan bahwa " yang dimaksud Romawi (pada saat ini) adalah kota Roma, ibu kota Italia. Sedangkan Kostantinopel adalah kota Istambul.
Kendati Islam telah diturunkan sejak 1439 tahun yang lalu (sejak wahyu pertama di turunkan di gua Hira), namun kekuatan dan keunggulan ajaran Islam masih dapat dirasakan dan dibuktikan sampai hari ini.
3.      Kekuatan dan keunggulan ajaran Islam sehingga mempunyai daya tahan dan daya tarik sepanjang zaman. Kendati Islam telah diturunkan sejak 1439 tahun yang lalu (sejak wahyu pertama di turunkan di gua Hirak), namun kekuatan dan keunggulan ajran Islam masih dapat dirasakan dan dibuktikan sampai hari ini, dan akan tetap dapat dibuktikan sampai hari kiamat nanti sebagaimana logisnya sebuah agama yang berlaku sampai akhir zaman atau hari kiamat kelak.
C.    Pendidikan sebagai Instrumen Rekayasa Masa Depan
Para praktisi pendidikan, seperti guru ataupun dosen di lembaga pendidikan ataupun disekolah formal; pelatih pada tempat kursus maupun lokakarya bahkan para pemandu pelatihan diberbagai arena pendidikan non-formal; pengajar di pendidikan rakyat (popular education) dikalangan buruh, petani maupun rakyat miskin, banyak yang tidak sadar bahwa ia tengah bergelut dan terlibat dalam pergumulan politik dan ideologi melalui arena pendidikan. Umumnya orang memahami pendidikan sebagai kegiatan  mulia yang selalu mengandung kebaikan dan senantiasa berwatak netral. Dunia pendidikan terkejut, ketika asumsi bahwa setiap usaha pendidikan yang selalu dimuliakan dan mengandung kebajikan tersebut mendapat kritikan mendasar oleh almarhum Paulo Freire awal tahun 70an serta Ivan Illich Pada dekade yang sama. Freire dan Illich menyadarkan orang banyak orang bahwa pendidikan yang selama ini dianggap sakral dan penuh kebaikan, ternyata mengandung juga penindasan (Lihat buku Paulo Freire “Pedagogy of Opperesed” dan Ivan Illich “Dischooling Society“).

D.    Rekayasa Masa depan Umat
Rasulullah Saw. sendiri telah mengajarkan toleransi, agar umatnya menghargai perbedaan pendapat, selama dibangun di atas hujjah. Karenanya fenomena yang khas masjid-masjid Dinasti Mamalik di atas, menjadi simbol toleransi atas perbedaan-perbedaan pendapat di bidang furu' sekaligus simbol persatuan umat. Sekat-sekat Psikologis Keragaman komunitas dakwah sesungguhnya wajar dan positif.
Di zaman ini umat Islam menghadapi tantangan, baik internal maupun eksternal, yang tidak kurang dahsyat dibanding dengan tantangan yang pernah dihadapi dalam sejarahnya seperti pendidikan, pemikiran, politik, sosial, ekonomi dan seterusnya. namun juga melalui paham-paham. Diantaranya:
1.      Westernisasi, yang merupakan arus besar dalam dimensi politik, sosial, kultur budaya, pengetahuan dan seni untuk mengubah karakter kehidupan bangsa-bangsa di dunia secara umum dan negara-negara Islam khususnya menjadi paham-paham Barat. Hal itu dilakukan demi tujuan menghilangkan karakter dasar mereka dan menjadikan mereka anggota keluarga yang loyal terhadap peradaban Barat . Proses westernisasi (pembaratan) di dunia Islam terkait dengan dua fakta penting: 
a.       Mengadopsi paham dikotomi agama dari negara (sistem sekuler) sebagaimana telah dipraktekkan di Eropa setelah kebebasannya dari cengkeraman dominasi gereja dan tokoh-tokoh agama kristen, sebagaimana diketahui penyebabnya adalah kontradiksi paham yang dianut pemuka agama kristen dengan munculnya kebangkitan pengetahuan di Eropa sedangkan Islam tidak mengenal kontradiksi antara agama dan negara.
b.      Fanatis buta terhadap peradaban Barat materealistis yang merambah aspek sosial, moral dan keyakinan, bahkan taqlid buta ini melebihi taqlidnya peradaban Barat terhadap kebangkitan Eropa dalam ilmu pengetahuan. Ini mengakibatkan terhapusnya karakter sosok muslim sejati dari dalam jiwa mayoritas umat Islam.

Adapun media-media yang paling terbukti ampuh berperan besar dalam westernisasi masyarakat Islam dan mewujudkan perubahan yang direncanakan adalah sebagai berikut:
a.       Delegasi ilmu pengetahuan ke Eropa.
b.      Transliterasi (penterjemahan) buku-buku karangan orientalis dan pemikir Eropa.
c.       Westernisasi kurikulum pendidikan.
d.      Pengkaderan tokoh-tokoh pemikir dan tokoh-tokoh sastra dengan gaya berpikir ala Eropa.
e.       Pengkaderan kepemimpinan sekuleris yang akan membawa mayarakatnya jauh dari nilai-nilai Islam.
f.       Pembaratan media informasi.
g.      Pemotivasian kaum wanita muslimah untuk meninggalkan ajaran Islam.
h.      Pemaksaan implementasi hukum dan undang-undang positif.
i.        Pengontrolan kudeta-kudeta militer guna menabur benih kepemimpinan-kepemimpinan yang menentang Islam.
j.        Penebaran paham-paham atheis dan aliran-aliran berbahaya lainnya.

2.      Liberalisme
Liberalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkan kebebasan. Faham liberalisme dianggap sebagai angin segar bagi mereka yang menganggap Islam sebagai beban dan penghalang.  Faham libralisme di anggap sebagai solusi atas permasalahan dan konflik yang selama ini terjadi.  Bahkan sekarang ini yang menjadi corong faham tersebut bukan lagi Yahudi dengan dunia baratnya, namun juga tokoh-tokoh Islam dan mereka mengemasnya dengan kalimat yang lebih halus yakni “pluralisme”. Kata-kata HAM dan pluralisme menjadi jurus andalan mereka untuk membenarkan anggapan mereka yang sebenarnya sesat menurut Islam.  Dan mereka juga telah berhasil menghimpun kader-kader yang siap mengibarkan bendera liberalisme dan pluralisme di negara-negara muslim.
“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Alloh (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras.”(QS. Al-Baqoroh : 204



3.      Sekularisasi dan Sekularisme
Secara historis, sekularisme muncul di dunia Eropa sekitar abad pertengahan. Kemunculan sekularsime tersebut sebenarnya bukan merupakan proses berfikir yang benar –jika tidak mau dikatakan bukan proses berfikir– karena sekularisme dan sekularisasi, adalah akidah jalan tengah (kompromi) yang terjadi antara kalangan intelektual filosof dan para tokoh gereja.
Adapun arah dampak dari destruktif sekularisme dan sekularisasi antara lain:
a.       Bidang Akidah.
Semangat sekularisme ternyata telah mendorong munculnya libelarisme dalam berpikir di segala bidang. Kaum intelektual Barat ternyata ingin sepenuhnya membuang segala sesuatu yang berbau doktrin agama. Mereka sepenuhnya ingin mengembalikan segala sesuatunya pada kekuatan akal manusia; termasuk melakukan reorientasi terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan hakikat manusia, hidup, dan keberadaan alam semesta ini (persoalan akidah). 

b.      Bidang Pemerintahan.
Di bidang ini, yang dianggap sebagai pelopor pemikiran modern adalah Niccola Machiavelli, yang menganggap bahwa nilai-nilai tertinggi adalah yang berhubungan dengan kehidupan dunia, yang dipersempit menjadi nilai kemasyhuran, kemegahan, dan kekuasaan belaka. Agama hanya diperlukan sebagai alat kepatuhan, bukan karena nilai-nilai yang dikandung agama itu sendiri.

c.       Bidang Ekonomi.
Di bidang ini, mucul tokoh besarnya seperti Adam Smith, yang menyusun teori ekonominya berangkat dari pandangannya terhadap hakikat manusia. Smith memandang bahwa manusia memiliki sifat serakah, egoistis, dan mementingkan diri sendiri. 

d.      Bidang Sosiologi. 
Di bidang ini muncul pemikir besarnya seperti Auguste Comte, Herbert Spencer, Emile Durkheim, dan sebagainya. Sosiologi ingin memahami bagaimana masyarakat bisa berfungsi dan mengapa orang-orang mau menerima kontrol masyarakat.

e.       Bidang Pengamalan Agama. 
Di bidang ini pun ada prinsip sekularisme yang amat terkenal, yaitu faham pluralisme agama yang memiliki tiga pilar utama, yaitu:
-          prinsip kebebasan, yaitu negara harus memperbolehkan pengamalan agama apapun (dalam batasan-batasan tertentu);
-          prinsip kesetaraan, yaitu negara tidak boleh memberikan pilihan suatu agama tertentu atas pihak lain;
-          prinsip netralitas, yaitu negara harus menghindarkan diri dari suka atau tidak suka pada agama. Dari prinsip pluralisme agama inilah muncul pandangan bahwa semua agama harus dipandang sama, memiliki kedudukan yang sama, namun hanya boleh mewujud dalam area yang paling pribadi, yaitu dalam kehidupan privat dari pemeluk-pemeluknya. 

f.       Bidang Pendidikan.
Di bidang pendidikan, kerangka keilmuan yang berkembang di Barat mengacu sepenuhnya pada prinsip-prinsip sekularisme. Hal itu paling tidak dapat dilihat dari kategorisasi filsafat yang mereka kembangkan yang mencakup tiga pilar utama pembahasan, yaitu: filsafat ilmu, yaitu pembahasan filsafat yang mengkaji persoalan benar atau salah; filsafat etika, pembahasan filsafat yang mengkaji persoalan baik atau buruk; filsafat estetika, pembahasan filsafat yang mengkaji persoalan indah atau jelek. 

4.      Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi.  Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi. Sebagai teori, materialisme termasuk paham ontologi monistik. Akan tetapi, materialisme berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme. Dalam memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan idealisme.
Materialisme adalah virus yang merusak kehidupan umat manusia, khususnya umat Islam, karena mengajarkan semua standar kesuksesan hidup di dunia selalu diukur dengan materi dan berbagai standar palsu lainnya, seperti jabatan, status sosial, harga diri, tanah air, kesombongan pada Tuhan Pencipta, yakni Allah Ta’ala.. Padahal, dalam kenyataan hidup ini tidak sedikit yang memiliki materi berlimpah, pangkat dan kedudukan yang tinggi dan sebagainya, malah hidupnya tersiksa dan menderita. Kesuksesan hanya sebatas dalam pencapaian keduniaan berupa pangkat, kedudukan, status sosial dan harta. Lupa, bahwa di atas segala kesuksesan di dunia ini adalah kesuksesan di Akhirat kelak.
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الآخِرَةِ هُمْ غَافِلُون
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) Akhirat adalah lalai”. (Q.S. Ar-Rum ayat 7)

Pengradikalan Terhadap Pengaruh Faham Barat
Di zaman modern ini tidak jarang para generasi mudanya terbuai dalam impian-impian kosong, terpedaya oleh gemerlapnya duniawi yang semu dan menjadi propaganda-propaganda utama perzinaan. Para pemuda tidak mempunyai aktifitas yang mengarah pada kebaikan dunia dan akhirat selain hanya hura-hura memperturutkan hawa nafsunya, melakukan pergaulan bebas, konsumtif, hendonisme (bermegah-megah),boros, dan akhlak dan kelakuan yang mulai rusak. Hal ini merupakan pengaruh dari kebudayaan Barat atau kaum musyrik yang mulai diserap dan dicontoh oleh Umat Islam dan khususnya pemuda Islam. Pada akhirnya tidak ada lagi para pemuda yang akan menjalankan dan berusaha menegakan Kebudayaan dan peradaban Islam. 
Peran pemuda Islam pada saat ini yaitu berusaha mempertahankan dan melakukan perubahan pola pikir dan keyakinan dalam menjalankan segala syariat Islam. Perubahan yang di maksud juga pernah terjadi pada zaman Rasulullah Saw, di mana beliau lebih memusatkan dakwahnya kepada pemuda dari usia 8 hingga 40 tahun. Sehingga Rasulullah Saw pun bersabda, “Perjuanganku didukung oleh pemuda, oleh sebab itu wasiat yang baik untuk mereka”. Pada akhirnya ditangan pemudalah berdiri Daulah Islamiyah dan pemuda menjadi pemimpin bagi dunia dan mengaturnya dibawah panji-panji Islam.
 Sesungguhnya jihad pemuda bagaikan kekuatan yang bergelora, sebab mereka akan menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru yang baik, mewujudkan cita-cita yang tak akan pernah sanggup dicapai oleh orang-orang yang lemah dan tidak memiliki semangat (Imam Hasan Al Banna). Pemuda adalah motor penggerak utama perubahan. Pemuda diakui perannya sebagai kekuatan pendobrak kebekuan dan kejenuhan dalam masyarakat sehingga kita menyadari bahwa masa depan Islam terletak diatas pundak para pemudanya. Pemuda Islamlah yang akan memegang kendali bahtera Islam selanjutnya dan pemuda Islamlah yang akan melanjutkan peran generasi sebelumnya dalam menegakan, mempertahankan dan menyebarkan kebudayaan dan perdaban Islam yang semakin luntur dan mulai terpengaruh kebudayaan Barat. Kemana pemuda Islam bergerak (berdakwah), maka  kesanalah bahtera kebudayaan dan perdaban Islam itu melaju dan berkembang.
 Dari pernyataan ini dapat diambil kesimpulan bahwa kebangkitan Islam di masa mendatang dimenifestasikan oleh pemuda Islam, dengan syarat pemuda Islam mempunyai kesadaran dan kecintaan penuh pada dirinya dan agamanya. Jika prasyarat ini gagal ditanamkan pada jiwa pemuda, niscaya tragedi kebangkitan Islam tidak akan pernah berkumandang di dunia ini, akibatnya sekularisme, pluralisme dan leberalisme yang merupakan paham dan pemikiran kaum musyrik (kaum Barat) akan terus berkembang lagi di negeri-negeri Islam. Pemuda Islam sangat diharapkan dalam menegakan dan mempertahankan syariat Islam dalam perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam sehingga dapat membangkitakan kejayaan Islam di muka.

ADA fenomena aneh di beberapa mesjid tua di Mesir, seperti Masjid Amru bin Ash (dibangun tahun 21 H) dan Masjid Al-Azhar (dibangun masa Dinasti Fathimiah), yaitu mihrabnya empat. Konon, setiap madzhab fikih memiliki mihrabnya masing-masing dan sholat berjamaah intern komunitas semadzhab saja. Kondisi semacam ini berlangsung cukup lama, sampai Sholahuddin Al-Ayubi menyatukan jamaah umat Islam.
Satu lagi adalah fenomena yang khas masjid-masjid yang dibangun pada masa Mamalik, pasca Dinasti Ayubiyyah. Masjid-masjid ini umumnya memiliki pelataran besar dengan satu mihrab, tempat dimana seluruh umat, dengan perbedaan madzhabnya, bersatu dalam sholat berjamaah. Tetapi di empat sisi masjid-masjid itu terdapat ruangan atau balkon, tempat dimana setiap madzhab membuat halakoh mengajarkan fikihnya.
Apa perbandingan antara kedua fenomena itu? yaitu perbandingan antara perpecahan dan persatuan, fanatisme dan toleransi, keterbelakangan dan kemajuan. Bayangkan bagaimana nasib ukhuwwah jika di waktu dan tempat yang sama berdiri empat sholat berjamaah? Bukankah Rasulullah Saw. ketika mengawali sholat memberikan instruksi agar jamaah meluruskan shaf, karena barisan yang bengkok akan membuat hati berselisih? Itulah yang membuat Abu Mas'ud Al-Anshori ketika meriwayatkan hadits ini memberikan komentar: "Wa antum alyauma asyu ikhtilafan" (kalian sekarang lebih banyak berselisih) (HR. Muslim). Jika shaf yang bengkok saja akan mengakibatkan perselisihan umat, bagaimana dengan jamaah-jamaah yang terpisah di satu tempat?
Rasulullah Saw. sendiri telah mengajarkan toleransi, agar umatnya menghargai perbedaan pendapat, selama dibangun di atas hujjah. Karenanya fenomena yang khas masjid-masjid di atas, menjadi simbol toleransi atas perbedaan-perbedaan pendapat di bidang furu' sekaligus simbol persatuan umat
Di bidang pemikiran, sekulerisasi dan liberalisasi yang menjadi tantangan terbesar dalam sejarah umat, justru berada dan berasal dari jantung lembaga-lembaga pendidikan Islam sendiri.
Di bidang politik, carut-marutnya pengelolaan kehidupan bernegara tetap saja menjadi fenomena di negeri ini. Meskipun reformasi telah berlalu lebih dari satu dekade. Belum lagi dalam kehidupan internasional. Negeri-negeri yang masih terjajah secara fisik di zaman ini adalah saudara-saudara kita seiman.
Tantangan besar ini tidak mungkin bisa diselesaikan hanya oleh satu komunitas. Alhmamdulillah, Allah Swt. lewat Rasul-Nya telah menjamin:
"tidak akan pernah absen di tengah umat ini, kelompok yang memperjuangkan kebenaran, tidak lekang karena ada yang menghinakannya, sampai datang keputusan Allah sementara mereka tetap konsisten." (HR. Muslim).
Buktinya, hampir setiap lini kehidupan umat ada yang menggarap. Ada yang konsern pada pemikiran keislaman, pendidikan, politik, ekonomi dan seterusnya. Masing-masing konsentrasi itu seharusnya tidak dianggap keseluruhan proyek Islam, tetapi merupakan bagian yang integral dari proyek umat. Misalnya, ketika tantangan eksternal demikian hebat, dan kinerja umat tersedot untuk berjihad di zaman Rasulullah Saw.
Al-Quran mengarahkan agar ada komunitas khusus yang fokus pada persoalan pendidikan (tafaquh) dan dakwah (At-Taubah: 122). Itu artinya harus terjadi pembagian tugas, dan masing-masing menjadi satu dari keseluruhan. Sebaliknya, jika masing-masing menganggap kelompok lain sebagai lawan, yang akan terjadi adalah kontra-produksi. Dan meskipun seluruh komponen sibuk bekerja, umat tetap saja akan mengalami kemandekan.










BAB III
KESIMPULAN
Masa depan adalah fondasi bagi harapan-harapan dan aspirasi umat Islam, denagn segala kekhawatiran dan kegelisahannya. Masa depan ini tergantung tidak hanya pada masa lalu masyarakat muslim, melainkan juga pada kebijaksanaan –kebijaksanaan yang mereka canangkan dimasa kini, serta visi untuk masa depan. Untuk merumuskan masa depan yang terencana, umat Islam harus banyak menggali eksistensi dirinya sebagai umat, sehingga ia mampu menemukan jati dirinya dan tidak lebur dalam proses interaksi budaya yang demikian cepat ini. Hal itu dapat dilakukan dengan membaca ulang sejarah umat Islam dan pencapaian peradaban yang dimilikinya.Dan, pencapaian peradaban tersebut terpatri dalam perjalanan sejarah umat Islam yang gemilang dan terukir dengan tinta emas dalam warisan klasik (turats) yang ditinggalkan oleh umat Islam.
Masa depan umat Islam dapat hancur jika ikut berabur dengan paham-paham Barat yang lambat laun dapat menguasai Islam. Banyak orang terpukau dengan kehebatan negara-negara maju. Namun sesungguhnya, kehebatan itu memiliki built-in error yang akan secara dramatis bisa membalikkan situasi di masa depan. Persoalan pertama adalah masalah pensiun dan jaminan sosial. Di beberapa negara Eropa seperti Skandinavia, Jerman, atau Austria, terdapat sistem jaminan sosial dan pensiun yang sangat bagus, sehingga praktis semua warga negara tidak perlu merisaukan hari tua mereka; sekalipun mereka tidak punya anak, atau mereka bukan pegawai negeri. Sistem ini mulai diterapkan pasca Perang Dunia II, yaitu ketika sekularisme/kapitalisme mulai mengadopsi beberapa ide sosialisme. 
Meski semula berjalan bagus, ide ini mulai menjadi masalah lima puluh tahun kemudian. Dewasa ini, sistem jaminan sosial tersebut menjadi semakin sulit dibiayai, ketika teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju dan mahal. Sistem itu secara tidak langsung juga berdampak pada pertumbuhan populasi yang negatif. Semakin sedikit keluarga di sana yang berminat untuk memiliki anak, bahkan semakin sedikit orang yang berminat membentuk keluarga. Walhasil, ada proyeksi bahwa pada tahun 2010, setiap orang Austria yang bekerja, harus menanggung beban dua orang pensiun (dengan harapan hidup pasca pensiun masih panjang). Menurunnya populasi inilah yang membuat pemerintah di banyak negara maju mengimpor pekerja dari negara berkembang, termasuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Namun, keberadaan tenaga asing ini pun lambat-laun akan memicu masalah sosial baru.
Persoalan kedua adalah masalah konsumsi. Kemajuan yang diraih negara-negara maju itu membuat daya beli masyarakat tinggi dan mengakibatkan konsumsi yang juga tinggi. Meningkatnya konsumsi ini mengakibatkan meningkatnya kerusakan lingkungan akibat naiknya permintaan bahan mentah dan juga bertambahnya limbah, baik dalam proses produksi maupun pasca konsumsi. Indikator lingkungan yang sering dilansir LSM-LSM lingkungan (seperti Greenpeace) tampak mulai mengkhawatirkan. Sebagai contoh, emisi rata-rata CO2 perkapita dari industri maupun kendaraan di Amerika Serikat sudah puluhan kali dari yang ada di Indonesia.
Persoalan ketiga adalah masalah orientasi kehidupan. Kemajuan materi yang pesat di negara-negara maju itu ternyata masih belum memenuhi kebahagiaan spiritual manusia-manusia di sana. Di AS dan Jepang tumbuh ribuan sekte spiritual, dari mulai penyembah piring terbang (UFO) sampai yang terang-terangan mengaku menyembah setan. Pengikutnya pun tidak sedikit yang berasal dari kalangan mapan dan intelektual. 
Selain masalah spiritual, para pencari kebahagiaan ini ada juga lari ke narkoba atau petualangan seks. Tidak aneh bahwa bagi Amerika Serikat, musuh yang tidak terkalahkan itu bukanlah Irak dengan (tuduhan) senjata pemusnah massalnya, atau al-Qaeda dengan (tuduhan) terorismenya, namun narkoba! Lebih banyak orang Amerika yang mati karena narkoba, daripada yang tewas pada perisitwa WTC-911 atau gugur di Irak. Narkoba menjadi persoalan yang hampir mustahil diselesaikan. Hal yang mirip juga terjadi di Belanda, ketika pemerintah akhirnya memutuskan untuk membagi saja narkoba secara gratis namun terkontrol, daripada menjadikannya ilegal namun berdampak sosial-ekonomi lebih parah. Indikasi disorientasi kehidupan ini juga tampak pada angka perceraian yang sangat tinggi, yang menjadikan generasi muda di sana rata-rata tidak lagi memiliki figur ayah atau ibu. Akibatnya, tingkat kekerasan pada remaja meningkat, di samping juga angka bunuh diri.





DAFTAR PUSTAKA
Aburrahman, Hafidz, Diskursus Islam Politik dan Spiritual, al-Azhar Press, Bogor 2004.

Altwajri, Ahmed O, Islam, Barat dan Kebebasan Akademis. Titian Ilahi Press. Yogyakarta 1997.

Al-Waie, Majalah Media Politik dan Dakwah, edisi 46-66, Hizbut Tahrir Indonesia, Jakarta 2003-2006.
(http://kampusparmad.com/index.php/artikel/lihat/10/1347988299000)
oleh: Dr. Abas Mansur Tamam 
dasar pemikiran Ust. Amang Syafrudin, Lc)
Oleh: Fathuddin Jafar, MA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar